Selasa, 15 November 2011

  Ketidaknyamanan kehamilan trimester III adalah keadaan tidak nyaman yang dirasakan oleh ibu hamil trimester III yaitu dari mulai umur kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu.4 Ketidaknyamanan kehamilan trimester III meliputi: Peningkatan frekuensi berkemih/nokturia, Konstipasi/ sembelit, Edema, Insomnia, Nyeri pinggang, Keringat berlebihan, dan sebagainya.
Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat ringan hingga berat. Bebasnya seorang wanita dari ketidaknyamanan tersebut dapat membuat perbedaan signifikan terhadap cara wanita memandang pengalaman kehamilannya. Aspek fisiologis,anatomis dan psikologis yang mendasari setiap ketidaknyamanan (jika diketahui) dijelaskan untuk merangsang pikiran ibu hamil mencari upaya lebih lanjut untuk mengatasinya. Cara mengatasi ketidanyamanan ini didasarkan pada gejala yang muncul. Adapun ketidaknyaman-ketidaknyaman yang bisa terjadi pada ibu hamil trimester III adalah:

A.      Konstipasi atau Sembelit
Konstipasi atau Sembelit selama kehamila terjadi karena: Peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/ bidan pada ibu hamil biasanya menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena pengaruh zat besi ini adalah normal Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah:
1.    Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/ hari.
2.    Makanlah makanan yang berserat tinggi seerti sayuran dan buah-buahan.
3.    Lakukanlah olahraga ringan secara teratur seperti berjalan (Jogging).
4.    Segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit tetap terjadi setelah menjalankan cara-cara no. 1 sampai 3 diatas.

B.       Edema atau pembengkakan
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang menggantung secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan dengan perbedaan edema karena preeklamsia/eklamsia
Adapun cara penangaannya adalah sebagi berikut:.
1.         Hindari menggunakan pakaian ketat
2.         Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
3.         Posisi menghadap kesamping saat berbaring
4.         Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan vena-vena panggul

C.      Insomnia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umunya terjadi pada trimester I dan trimester III. Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing (dibahas pada sub bahasan sebelumnya yaitu sering buang air kecil/nokturia), gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak ibu. Bebearapa cara untuk mengurangi gangguan insomnia, yaitu:
1.        Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan minuman beralkohol
Menghindari merokok dan mengkonsumsi alcohol pada saat hamil. Selain membahayakan janin, rokok dan alkohol juga membuat ibu hamil sulit tidur.
2.        Ibu hamil diharapkan menghindari kafein Menghindari kafein dapat membuat seseorang susah tidur dan membuat jantung berdebar. Selain, selain terdapat pada kopi, kafein juga terdapat pada teh soda, dan cokelat.
3.        Sejukkan kamar tidur. Hentikan olahraga, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum tidur Melakukan latihan fisik atau berolahraga ringan selama hamil memang sangat baik untuk menunjang kesehatan fisik dan mental ibu. Namun, jangan sampai karena berolahraga, jangan sampai tubuh ibu tidak sempat untuk beristirahat cukup setelah berolahraga.
4.        Usahakan tidur sebentar di siang hari Tidur di siang hari dapat membantu ibu mengusir rasa lelah. Sebaiknya tidur di sing hari cukup dilakukan 30 sampai 60 menit saja. Jika ibu terlalu lama tudursiang, bisa jadi ibu tidak dapat tidur di malam hari.
5.        Buat jadwal yang teratur Mengatur waktu tidur dan bangun akan membantu ibu untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya. Untuk mempermudah tertidur, usahakan agar ibu tenang dan rileks.
6.        Biasakan miring kira Biasakan tidur dalam posisi miring ke kiri mulai trimester pertama sampai akhir kehamilan. Posisi tidur miring ke kiri juga akan membantu darah dan nutrisi mengalirlancar ke janin dan rahim, serta membantu ginjal untuk sedikit memperlambat produksi urine. Membiasakan tidur dalam posisi ini juga bermanfaat untuk membantu ibu tidur lebih optimal ketika perut semakin membesar pada trimester III.
7.        Kurangi minum pada malam hari Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi dan siang hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang berakibat juga ibu sering kencing pada malam hari.
8.        Minum segelas susu hangat Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu hamil mudah terlelap. Kandungan asam amino tryptophan yang terdapat dalam susu akan meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu hamil tidur. Susu juga akan membangkitkan hormone melatonin dalam darah yang membuat seseorang menjadi mudah mengantuk.

D.      Nyeri punggung bawah
(Nyeri Pinggang) Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur.
Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang. Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini. Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
1.    Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun dari bawah
2.    Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari proses setengah jongkok.
Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:
1)    Postur tubuh yang baik
2)    Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
3)    Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa istirahat
4)    Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
5)    Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic).
6)    Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)
7)    Kompres es pada punggung
8)    Pijatan/ usapan pada punggung
9)    Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan.

E.       Kegerahan
Saat hamil terjadi peningkatan aliran darah, agar penyuluhan zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin dapat berjalan lancer. Kondisi ini bisa menyebabkan anda mudah merasa kepanasan atau kegerahan. Umumnya, keluhan ini muncul saat kandungan mencapai 20 minggu atau saat aliran darah di dalam tubuh mulai meningkat. Kegerahan disebabkan selain karena peningkatan kadar hormone progesteron yang membuat pembuluh darah melebar dan aliran darah lebih meningkat, bisa juga disebabkan metabolisme di tubuh yang makin meningkat makin tinggi laju metabolisme, makan banyak pula kalori atau energy panas yang dihasilkan atau dilepaskan.
Selain itu, disebabkan juga karena proses bernapas dan berkeringat yang anda lakukan, yang antara lain berfungsi membuang kelebihan panas di dalam tubuh ibu hamil. Janin juga mengahasilkan panas di dalam tubuhnya, tetapi janin belum bisa melakukan proses berkeringat dan bernapas maka kelebihan panas di dalam tubuh janin di buang ke melalui tubuh ibu. Itu sebabnya, semakin bertambah usia janin anda, panas yang dikeluarkan tubuhnya juga semakin banyak. Anda pun jadi mudah kegerahan, serta akan lebih banyak mengelurakan keringat.
Cara mengatasi kegerahan yang dialami oleh ibu hamil adalah:
1)   Pakai baju yang longgar dan nyaman.
2)   Pilihlah baju dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti dari bahan katun.
3)   Jaga sirkulasi udara di dalam rumah agar tetap baik. Misalnya, dengan sering membuka jendela atau pintu.
4)   Hidari tempat-tempat sempit yang membuat anda merasa pengap.
5)   Sering-seringlah berada di ruangan terbuka atau alam terbuka.
6)   Perbanyak minum cairan, baik air putih maupun jus buah segar untuk mengganti cairan tubuh yang keluar dalam bentuk keringat.

F.       Sering Buang Air Kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang12. Sebab lain adalah karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua.
Cara mengurangi ketidaknyamanan ini adalah:
1)    Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya
2)    Mengurangi asupan cairan pada sore hari

Jumat, 28 Oktober 2011

Happy Birthday Mom... :)

Mom..,
For all that you do, I love you.,
I’ll kiss you and hug you ‘Cause you love me, too,.
Happy birthday Mom,
I love you…:)

Rabu, 26 Oktober 2011

Infertilitas

DEFENISI
Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya. Jadi fertilitas ialah fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu fertil atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / mgg, tanpa mamakai matoda pencegahan selama 1 tahun.
Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan ungtuk menghasilkan kehamilan menunjukan bahwa 32,7 % hamil dalam 1 bulan pertama, 57,0 % dalam 3 bulan, 72, 1 % dalam 6 bulan, 85,4 % dalam 12 bulan, dan 93,4 % dalam 24 bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah infertlitas kalau pasangan ingin punya anak itu telah dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan.
Ada 2 jenis infertilitas:
·         Infertilitas primer: bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali.
·         Infertilitas sekunder: bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan namun setelah itu tidak pernah hamil lagi.

Beberapa keadaan, misalnya azoospermia, endometriosis, dan penyumbatan tuba, lebih sering terjadi pada wanita, dengan infertilitas primer, tetapi sebenarnya semua keadaaan itu dapat terjadi pada keduanya, pembedaan keduanya tak banyak memberikan keuntungan klinik.
Konsepsi membutuhkan penjajaran gamet pria dan wanita pada stadium pematangannya yang optimal, diikuti dengan pemindahan konseptus ke rongga rahim pada saat endometrium dapat memberikan sokongan terhadap kelanjutan perkembangannya dan implantasi. Agar peristiwa ini terjadi, sistem reproduksi pria dan wanita secara anatomi dan fisiologi harus utuh, dan koitus harus cukup sering dilakukan agar air mani dapat di endapkan dalam selang waktu yang dekat dengan pelepasan oosit dari folikel. Sekalipun pembuahan terjadi, lebih dari 70 % embrio yang dihasilkannya bersifat abnormal dan tidak berkembang atau tidak dapat hidup sesaat setelah implantasi. Karena itu, tidaklah mengherankan bila 10-15 % pasangan mengalami infertilitas.
Mengingat saat kompleksnya proses reproduksi sungguh mengherankan bahwa 80 % pasangan mencapai konsepsi dalam waktu 1 tahun. Lebih tepatnya, 25 % mengalami konsepsi dalam bulan pertama, 60 % dalam 6 bulan, 75 % pada 9 bulan dan 90 % pada 18 bulan. Laju konsepsi bulanan yang terus menurun yang diperlihatkan oleh angka-angka ini kemungkinan besar mencerminkan tentang spektrum fertilitas dari pasangan yang sangat subur hingga pasangan infertilitas relatif. Setelah 18 bulan berhubungan seksual tanpa kontrasepsi, pasngan yang tersisa mempunyai laju konsepsi bulanan yang sangat rendah bila tanpa terapi dan banyak diantaranya mungkin mempunyai cacat mutlak yang mencegah infertilitas.

ETIOLOGI
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.
Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain:
a.    Pada wanita
·         Gangguan organ reproduksi
1)     Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina.
2)     Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim.
3)     Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.
4)    Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.

·         Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.

·         Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
·         Endometriosis
·         Abrasi genetis
·         Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
·         Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.

b.    Pada pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:
·         Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas;
·         Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
·         Abnormalitas ereksi
·         Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
·         Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
·         Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer
·         Abrasi genetik


Adapun faktor-faktor infertilitas yang sering ditemukan diantaranya:
Faktor
Insidensi (%)
Pemeriksaan Dasar
Koitus-pria
40
Analisis air mani, uji pasca koitus
Ovulasi
15-20
Suhu basal badan, progesteron serum, biopsi endometrium*
Serviks
5-10
Uji pasca senggama
Tuba-Rahim
30
Histerosalpingogram, laparoskopi
Peritoneum
40
Laparoskopi
* periksaan ketika haid teratur (setiap 22-35 hari): oligoamenorrhea membutuhkan pengujian tambahan.

Tanda-tanda Awal Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan merupakan saat yang paling dinantikan oleh seorang perempuan yang menginginkan dirinya memiliki seorang buah hati dambaan keluaga (family hoping). Dengan terjadinya kehamilan menandakan bahwa pasangan suami isteri memiliki tingkat kesuburan yang baik dan hal ini juga menandakan bahwa mereka tidak memiliki masalah kesehatan yang berarti.


Dengan datangnya tanda-tanda kehamilan, hadirnya seorang buah hati dalam keluarga mereka tinggalah menunggu waktu. Keluarga terasa semakin lengkap dengan kehadiran buah hati yang dinanti.
Namun ada kalanya, pasangan suami isteri belum mengetahui secara betul mengenai tanda-tanda kehamilan ini. Mereka kadang masih bingung membedakan mana tanda-tanda kehamilan (pregnancy symptoms) sebenarnya dengan  tanda akan datang menstruasi, karena banyak kasus terjadi bahwa tanda-tanda kehamilan biasanya mirip dengan tanda-tanda akan datang menstruasi. Ketidaktahuan mengenai hal ini  juga menyebabkan beberapa kasus terjadinya keguguran (miscarriage).

Hal ini disebabkan masih dilakukannya suatu aktivitas atau konsumsi makanan yang seharusnya tidak boleh dilakukan selama kehamilan, padahal sebetulnya dia sudah mengalami kehamilan. Dengan ketidaktahuan akan tanda-tanda kehamilan juga mengakibatkan persiapan yang matang menyongsong kehamilan menjadi terabaikan. Sebaliknya, banyak kasus para keluarga stress karena tanda-tanda yang sudah dianggapnya sebagai sebuah tanda kehamilan,  ternyata sesudah dilakukan beberapa kali test ternyata hasilnya negatif. Bayangan dan dambaan kehamilan yang mereka tunggu akhirnya menjadi sirna.

Banyak para perempuan menilai bahwa tanda-tanda kehamilan hanya melihat dari satu sisi saja, yaitu terlambat datangnya menstruasi. Memang betul, salah satu tanda-tanda kehamilan ini adalah terlambatnya menstruasi. Namun, terlambat menstruasi ini juga bukan hanya disebabkan oleh kehamilan saja, banyak hal yang mempengaruhinya, pola makan, stress, kecapaian, adanya gangguan hormonal dsb. Nah, untuk lebih memastikan lagi, selain terlambatnya menstruasi, cermati pula tanda-tanda kehamilan yang lain, yaitu:

Terjadi Perubahan Pada Payudara

Jika terjadi kehamilan, maka payudara akan membesar, hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon esterogen dan progesteron. Selain itu kondisi payudara juga akan terasa makin lembut, hal ini menimbulkan rasa sensitif yang lebih tinggi, hingga payudara akan terasa sakit atau nyeri saat dipegang. Puting susu membesar pula dan warnanya akan semakin gelap, kadang juga terasa gatal. Pembuluh vena pada payudara juga akan terlihat akibat penegangan payudara.
Selain itu terjadi  aktivitas hormon HPL (Human Placental Lactogen). Hormon tersebut diproduksi oleh tubuh saat ibu mengalami kehamilan untuk mempersiapkan ASI bagi bayi anda ketika terlahir ke dunia.

Munculnya bercak darah atau flek yang diikuti kram perut

Bercak darah ini muncul sebelum menstruasi yang akan datang, biasanya terjadi antara 8-10 hari setelah terjadinya ovulasi. Bercak darah ini disebabkan oleh implantasi (implantation bleeding) atau menempelnya embrio pada dinding rahim. Munculnya bercak darah pada saat kehamilan kadang disalah artikan sebagai menstruasi.

Selain itu, keluarnya bercak darah biasanya diikuti oleh kram perut. Kram perut pada kondisi terjadinya kehamilan akan terjadi secara teratur. Dan kondisi kram perut ini,  akan terus berlanjut sampai kehamilan trimester kedua, sampai letak uterus posisinya berada ditengah dan disangga oleh panggul.

Mual dan muntah (Morning sicknes)

Sekitar 50% perempuan yang mengalami kehamilan akan memiliki tanda-tanda ini. Pemicunya adalah peningkatan hormon secara tiba-tiba dalam aliran darah. Hormon tersebut adalah HCG (Human chorionic Gonadotrophin). Selain dalam darah, peningkatan hormon ini juga terjadi pada saluran air kencing. Makanya, alat test pack kehamilan dilakukan melalui media air seni, hal ini dilakukan untuk mengukur terjadinya peningkatan kadar hormon HCG tersebut. Peningkatan hormon ini akan mengakibatkan efek pedih pada lapisan perut dan menimbulkan rasa mual. Rasa mual ini biasanya akan menghilang memasuki kehamilan trimester kedua. Jika, rasa mual dan muntah masih terjadi pada usia kehamilan trimester kedua, sebaiknya periksakan dan konsultasikan mengenai hal ini ke dokter anda, karena akan mengganggu kehamilan anda.
Mual dan muntah ini biasa morning sickness karena biasanya terjadi pada saat di pagi hari. Namun kenyataannya, mual dan muntah dapat terjadi pada siang dan malam hari juga. Bahkan morning sickness terjadi hanya ketika si ibu mencium aroma atau wewangian tertentu.

Sering kencing/buang air kecil (Frequent Urination)

Setelah haid terlambat satu hingga dua minggu, keinginan untuk buang air kecil menjadi lebih sering dari kebiasaannya. Ini disebabkan janin yang tumbuh di rahim menekan kandung kemih dan akibat adanya peningkatan sirkulasi darah. Selain itu kandung kemih lebih cepat dipenuhi oleh urine dan keinginan untuk buang air kecil menjadi lebih sering. Peningkatan rasa buang air kecil juga disebabkan oleh peningkatan hormon kehamilan. Walaupun buang air kecil ini sering, jangan sampai membatasinya atau menahannya. Selain itu hindarkan dehidrasi dengan lebih meningkatkan asupan cairan ke dalam tubuh.

Pusing dan sakit kepala (Headaches)

Gangguan pusing dan sakit kepala yang sering dirasakan oleh ibu hamil diakibatkan oleh faktor fisik; rasa lelah, mual, lapar dan tekanan darah, rendah. Sedangkan penyebab emosional yaitu adanya perasaan tegang dan depresi. Selain itu peningkatan pasokan darah ke seluruh tubuh juga bisa menyebabkan pusing saat ibu berubah posisi.

Rasa lelah dan mengantuk yang berlebih (Fatigue)

Rasa lelah dan mengantuk pada ibu hamil selain disebabkan oleh perubahan hormonal, juga akibat kinerja dari beberapa organ vital seperti ginjal, jantung, dan paru-paru, semakin bertambah. Organ-organ vital ini tidak hanya bekerja untuk mencukupi kebutuhan ibu saja, namun juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Perut ibu yang semakin membesar seiring dengan bertambahnya usia kehamilan juga memberikan beban tersendiri bagi tubuh ibu.

Sembelit

Sembelit terjadi akibat peningkatan hormon progesterone. Hormon ini selain mengendurkan otot-otot rahim, juga berdampak pada mengendurnya otot dinding usus sehingga menyebabkan sembelit atau susah buang air besar. Namun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan peyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.

Sering meludah (hipersalivasi)

Tanda kehamilan ini terjadi akibat pengaruh perubahan hormon estrogen, biasanya terjadi pada kehamilan trimester pertama. Kondisi ini biasanya menghilang setelah kehamilan memasuki trimester kedua

Naiknya temperatur basal tubuh

Jika terjadi kehamilan atau ovulasi, maka suhu basal tubuh ibu akan meningkat. Kondisi ini akan bertahan selama terjadinya kehamilan. Kondisi ini tidak akan turun ke kondisi sebelum terjadinya ovulasi.

Tanda-tanda kehamilan (pregnancy symptoms) di atas sifatnya pribadi, tidak semua perempuan pada awal kehamilan mutlak memiliki tanda-tanda di atas, artinya berlakunya tanda kehamilan di atas ada yang memang semua mengalaminya, bervariasi, tapi ada pula yang tidak memiliki keluhan apapun. Untuk lebih memastikan, tentulah harus dilakukan test kehamilan (pregnancy test ), baik yang dilakukan di rumah dengan menggunakan test pack atau dilakukan di laboratorium yang melakukan tes terhadap darah anda.

Just Test


Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja….
siapa tahu pada suatu hari kelak
ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci….

dan bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja…. 
siapa tahu pada suatu hari kelak 
ia akan menjadi orang yang kau cintai,.

Minggu, 09 Oktober 2011

Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Kebidanan

Macam-Macam Klien dalam Asuhan Kebidanan

Sesuai dengan wewenang dan lingkup pelayanan kebidanan, maka konseling dalam bidang kebidanan meliputi:
1.       Komunikasi pada bayi dan balita
2.       Komunikasi pada remaja
3.       Komunikasi pada calon orang tua
4.       Komunikasi pada wanita hamil (masa antenatal)
5.       Komunikasi pada ibu bersalin (masa natal)
6.       Komunikasi pada ibu nifas
7.       Komunikasi pada ibu meneteki
8.       Komunikasi pada akseptor keluarga berencana
9.       Komunikasi pada wanita masa klimakterium dan menopause
10.   Komunikasi pada wanita dengan gangguan reproduksi

Komunikasi terapeutik memegang peranan penting dalam membantu pasien memecahkan masalah yang dihadapi. Komunikasi terapeutik didefinisikan sebagai komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Tujuan komunikasi terapeutik adalah:
1)      Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran.
2)      Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
3)      Membantu memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan diri sendiri

Komunikasi terapeutik pada klien dalam asuhan kebidanan:
I.            Komunikasi pada bayi dan balita
Komunikasi bayi dimulai sejak dia lahir ke dunia, dimulai ketika bayi mulai menangis sampai bayi dapat bicara lancar, adapun prosesnya dari bayi menangis sampai bisa berkata-kata belum dipahami secara pasti.
Fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi pada bayi meliputi:
a)      Fase prelinguistic (fase sebelum bicara)
Suara pertama yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah tangis sebagai reaksi terhadap perubahan tekanan udara dan suhu luar uterin. Kebutuhan dikomunikasikan lewat tangis sampai usia satu tahun, pada saat usia anak dua sampai tiga minggu seharuanya orang tua sudah dapat membedakan tangis bayi. Biasanya bayi menangis karena lapar, pantat basah, kesakitan atau minta perhatian. Untuk dapat membedakan kita harus mengenali tangisan bayi:
·         Tangis lapar biasanya bayi menangis dengan suara mendatar dan meningkat sesuai kebutuhan.
·         Tangis kesakitan, bayi mengeluarkan teriakan yang mendadak karena bayi terkejut.
·         Tangis tidak nyaman atau minta perhatian bayi akan menangis yang berlangsung terus menerus
b)      Kata pertama
Kata pertama mungkin tidak disadari oleh orang tuanya karena anak banyak akal untuk mengerti perlu mendengar apa yang dikatakan anak sehubungan dengan apa yang dikerjakan. Missal: “mam” bisa berarti mama, bisa juga berarti makan. Tahap perkembangan anak pada lingkup kata pertama, antara lain:
·         Usia 10 – 12 bulan timbul pengertian pasif dari bahasa.
Bayi memberi respon terhadap kata yang familier misalnya ada yang menyebut ibu maka dia akan berusaha mencari ibunya.
·         Bicara sesungguhnya mulai usia 12 – 18 bulan.
Satu kata mengandung arti satu kalimat, misal : mengatakan makan berarti saya mau makan.
·         Menggunakan empat kata pada usia 15 bulan.
Sepuluh kata pada usia delapan belas bulan.

c)      Kalimat pertama
Kalimat anak seperti juga kata pertama, punya arti pribadi dan tidak ikut aturan tata bahasa, misal anak bilang “makan” berarti “aku mau makan”. Jadi orang tua atau orang disekitarnya harus tanggap terhadap kata-kata anak tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan kalimat pertama meliputi:
·         Usia 2 tahun anak mulai menyusun kata.
·         Disebut periode permulaan pembicaraan.
·         Kalimat anak mempunyai arti pribadi, tidak ikut aturan.
·         Kadang-kadang disusun kombinasi kata yang aneh.
d)     Kemampuan bicara egosentris
Kemampuan bicara egosentris (berpusat pada diri sendiri) dibedakan tiga macam:
·         Repetitif (pengulangan). Kata yang didengar diulang-ulang.
·         Monolog (berbicara satu arah) biasanya pada anak pra sekolah. Anak bicara sendiri memainkan banyak peran dengan berkata-kata sendiri.
·         Monolog kolektif. Beberapa anak berkumpul dalam suatu tempat tapi mereka bicara sendiri-sendiri, biasanya asyik memainkan mainannya sendiri.

e)      Perkembangan semantik
Semantik adalah pengetahuan yang mempelajari arti dari kata pada bahasa yang diajarkan. Anak pertama kali memahami arti konkrit dan jenis kata konkrit kemudian mulai mengetahui arti dan jenis kata abstrak. Misalnya anak akan lebih memahami kucing yang bisa dilihat daripada pahit,manis, dll. Kata abstrak dipelajari setelah pada masa pra sekolah. Kata yang sulit untuk anak pra sekolah adalah kata yang selain punya arti fisik juga punya arti psikologis. Contohnya: manis bisa berarti sikap, tapi juga bisa berarti rasa.

Prinsip komunikasi yang efektif pada anak:
1.       Mengikuti perkembangan psikologis anak.
2.       Kontak kasih sayang orang tua dapat memperkuat kepribadian anak.
3.       Pentingnya dalam komunikasi: belaian, dukungan dan sentuhan akan menimbulkan rasa senang dan bahagia.
4.       Dorongan bidan yaitu dengan membantu ibu serta pihak lain dalam memberikan dukungan rangsang aktif dalam bahsa dan emosi.

II.            Komunikasi pada remaja
Merujuk pada Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, remaja adalah mereka yang berusia 10 sampai 18 tahun. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO), yang dimaksud remaja adalah laki-laki dan perempuan yang berusia 18 sampai 24 tahun.
Remaja biasanya merupakan masa untuk mencari jati diri dan pengakuan. Sehingga dalam situasi psikologis yang masih labil. Bila tidak diikuti dengan informasi-informasi yang benar maka akan menimbulkan berbagai masalah yang menyangkut kenakalan remaja.
Tujuan komunikasi pada remaja adalah memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang terjadi. Bidan perlu menjalin hubungan komunikasi terbuka, mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui oleh remaja. Permasalahan yang dapat diselesaikan dalam bentuk komunikasi terapeutik pada remaja misalnya; perubahan fisik/ biologis sesuai usia, perubahan emosi dan perilaku remaja, kehamilan pada remaja, narkotika, kenakalan remaja dan hambatan dalam belajar.
Konseling yang diberikan pada anak laki – laki dan perempuan pada masa remaja bertujuan memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang terjadi pada usia remaja. Pelaksanaan konseling pada remaja menggunakan pendekatan kelompok.
Bidan perlu menjalin hubungan komunikasi terbuka dan mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui oleh remaja. Bidan dapat melakukan komunikasi terapeutik pada remaja dengan menitikberatkan masalah:
·         Perubahan fisik/biologis sesuai usia
·         Perubahan emosi dan perilaku remaja
·         Kehamilan pada remaja
·         Narkotika
·         Kenakalan remaja
·         Hambatan dalam belajar

Komunikasi yang efektif pada remaja harus memperhatikan hal-hal yang menyangkut dengan remaja. Bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa baik secara jasmani maupun rohani. Jadi dalam komunikasi dengan remaja lebih memperhatikan:
·         Kenyamanan remaja dalam menerima informasi
·         Memperhatikan cara pandang remaja dalam mensikapi pesan yang disampaikan.
·         Memfokuskan pada persoalan yang akan disampaikan.
·         Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan nyaman untuk didengar.
·         Menjalin sikap terbuka dan menumbuhkan kepercayaan pada remaja.
·         Bisa menguasai dan mengendalikan emosi pada remaja saat penyampaian pesan.
·         Menjalin keakraban dengan remaja.
·         Bidan sebagai konselor dalam masalah tersebut perlu melakukan pelayanan konseling, baik pada keluarga dalam arti orang tua maupun remaja yang bermasalah.

III.            Komunikasi pada calon orang tua
Konseling pada calon orangtua membantu pemahaman diri untuk menjadi orang tua, baik sebagai ayah maupun sebagai ibu. Perubahan status kehidupan sesuai dengan perkembangan terjadi secara alami. Salah satu peran bidan ketika menghadapi klien adalah melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling kebidanan. Untuk memperjelas arah konseling kebidanan pada calon orang tua, perlu adanya pemahaman terlebih dahulu tentang hal – hal sebagai berikut :
·         Menjadi orang tua
Menjadi orang tua adalah suatu proses kehidupan yang bermula dari terbentuknya pasangan suami istri menjadi keluarga dan berlanjut dengan adanya keturunan.
·         Tanggung jawab laki-laki sebagai kepala keluarga dan sebagai ayah.
Dalam perubahan status menjadi ayah atau kepala keluarga, merupakan suatu keadaan yang membuat laki-laki secara psikologis harus mampu membagi kasih terhadap istri dan anak. Memenuhi kebutuhan keluarga secara fisik dan psikologis, secara moral dan material.
·         Tanggung jawab perempuan sebagai ibu dalam keluarga
Peran ibu dalam keluarga sangat kompleks. Ibu sebagai penerus keturunan, pendidik dalam keluarga dan sebagai pendamping suami serta sebagai pelaksana, menjalankan perekonomian dalam keluarga bersama suami.

Bidan dapat melakukan komunikasi terapeutik pada calon ibu dengan lebih menitikberatkan kepada:
1.      Memberikan penjelasan secara fisiologis peristiwa yang disebut menstruasi.
2.      Memberikan bimbingan tentang perawatan diri sehubungan dengan peristiwa menstruasi.
3.      Member bimbingan tentang persiapan perkawinan, dihubungkan dengan NKKBS/keluarga berkualitas.
4.      Persyaratan-persyaratan kesehatan yang sangat menentukan sebagai calon ibu.
5.      Memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi dan peran yang terjadi.
6.      Menikah dan membentuk keluarga baru membutuhkan konseling.



Konseling pada orang tua karena berperan sebagai orang tua yang baik:
1.      Butuh penyesuaian dalam menghadapi kehidupan dan lingkungan baru (dua keluarga menjadi satu).
2.      Menjadi orang tua merupakan proses kehidupan individu.
3.      Masalah perbedaan pasutri (pasangan suami istri).
4.      Tanggung jawab laki-laki (ayah/kepala keluarga)
5.      Tanggung jawab perempuan sebagai penerus keturunan, pendidik, pendamping suami, ekonomi keluarga.
Masalah-masalah yang dihadapi:
·         Kesehatan
·         Pendidikan
·         Hubungan antar dan inter keluarga
·         Psikososial (norma dan tata nilai)

IV.            Komunikasi pada wanita hamil (masa antenatal)
Konseling pada wanita hamil terutama ditujukan pada ibu dengan kehamilan pertama. Konseling yang diberikan oleh bidan pada trimester pertama berkenaan dengan perkembangan janin sesuai dengan usia kehamilan, serta perubahan yang terjadi pada ibu. Konseling pada kehamilan trimester ketiga berfokus pada intervensi yang diberikan pada klien berkenaan dengan keadaan janin dalam rahim, posisi janin dan letak janin. Persiapan persalinan baik yang normal maupun yang tidak normal didahului dengan penjelasan tanda persalinan.
1.      Peristiwa fisiologis:
Terjadi konsepsi (pertemuan sperma dan sel telur), ibu tidak menstruasi, terjadi perubahan hormonal, hal ini yang menyebabkan kadang ibu mengalami pusing, mual, tidak nafsu makan, peningkatan suhu tubuh dan nampak cloasma gravidarum, BB bertambah, pembesaran uterus, sehingga tadinya langsing menjadi montok, gendut, dan gerakan lambat.
2.      Perubahan psikologis:
Kehamilan merupakan arti emosional pada setiap wanita, yang biasanya disertai perubahan-perubahan kejiwaan. Peristiwa-peristiwa kejiwaan yang biasanya menyertai ibu hamil antara lain peristiwa ngidam dibarengi dengan emosi-emosi yang kuat karena dorongan hormonal, ibu jadi peka, mudah tersinggung, karena hamil umumnya menambah intensitas tekanan batin pada psikisnya, tetapi dapat juga dijumpai ibu yang bangga dengan kehamilannya dan bergairah menyambut kehadiran bayinya, bila merupakan peristiwa pertama. Disamping perasaan gembira, rasa cemas pun timbul apa bayinya cacat/sehat, apa melahirkan dengan lancar. Hal ini biasanya diperberat dengan kasus-kasus rumah tangga.
Hal-hal yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada ibu hamil adalah:
·         Ibu hamil pertama belum punya pengalaman, contoh adanya pergerakan anak, kelainan-kelainan kulit.
·         Anak yang tidak diharapkan, contoh pernah mau digugurkan tetapi tidak gugur, takut anaknya cacat, kehamilan diluar nikah.
·         Persalinan lalu tidak menyenangkan, contih anak lahir tidak abnormal, anak meninggal, perdarahan, terlalu mengharap jenis kelamin tertentu, umur ibu resiko tinggi, ibu menderita penyakit tertentu, tidak mendapat dukungan suami atau keluarga yang lain, dll.

Pelaksanaan komunikasi terapeutik:
Bidan yang senantiasa berhubungan dengan bumil diharapkan mampu melalaui tindakan pemeriksaan, penyuluhan, dan segala bentuk kontak langsung dengan berbagai metode maupun bentuk hubungan. Mengadakan komunikasi terapeutik.
·         Komunikasi terapeutik diharapkan dapat merendam pemunculan faktor psikososial yang berdampak negatif terhadap kehamilan.
·         Bidan diharapkan membantu ibu sejak awal kehamilannya untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya, kekuatannya untuk menerima, memelihara kehamilannya sehingga dapat melahirkan dengan lancar.

Prinsip komunikasi pada ibu hamil:
·         Pesan yang disampaikan sesuai dengan kondisi ibu hamil.
·         Informasi yang diberikan menyangkut tentang kehamilan dan persiapan melahirkan. Seperti ke hal-hal yang menyangkut kesehatan serta pelayanan kesehatan yang diperlukan.
·         Menciptakan kenyamanan dan keakraban saat menyampaikan pesan.
·         Tidak membuat penerima stress dengan info yan disampaikan

V.            Komunikasi pada ibu bersalin (masa natal)
Kelahiran merupakan proses fisiologis yang diwarnai komponen psikologis. Akan tetapi peristiwa yang dialami tiap orang berbeda.

1.      Perubahan fisiologis:
·         Semakin tua kehamilan ibu semakin merasakan gerakan-gerakan bayi, perut makinbesar, pergerakan ibu semakin tidak bebas, ibu tidak nyaman. Kadang-kadang terjadi gangguan kencing, kaki bengkak.
·         Otot-otot panggul dan jalan lahir mekar
·         Kontraksi uterus dipengaruhi syaraf-syaraf sympati, parasympati, syaraf lokal otot uterus

2.      Perubahan psikologis:
·         Minggu-minggu terakhir dipengaruhi perasaan/emosi dan ketegangan.
·         Ibu cemas apa bayinya cacat, dapat lahir lancar.
·         Ibu takut darah, nyeri, takut mati
·         Kecemasan ayah hampir sama dengan kecemasan ibu, bedanya ayah tidak langsung merasakan efek kehamilan.
Pelaksanaan komunikasi terapeutik pada ibu melahirkan:
·         Melihat kecemasan pada ibu dan suami maka orientasi pelayanan bukan hanya ditujukan pada ibu tetapi juga pada suami. Ibu dituntun untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang proses kelahiran. Suami dibesarkan hatinya, dijelaskan apa yang terjadi pada istrinya.
·         Komunikasi pada ibu bersalin difokuskan pada teknik-teknik bersalin seperti teknik mengejan atau mengatur pernafasan dan lain-lain.
·         Pemberian pesan harus sabar dalam memberikan informasi pada saat ibu bersalin sehingga ibu yang sedang bersalin merasa nyaman dan tanggap dengan isi pesan yang diberikan sehingga bisa mempratekkan sesuai dengan apa yang diharapkan.

VI.            Komunikasi pada Ibu Nifas
1.      Perubahan fisiologis:
·         Terjadi proses involusio, keluar lochea, perut ibu kelihatan besar.
2.      Perubahan psikologis:
Muncul berbagai ekspresi akibat berlalunya peristiwa menentukan dalam hidupnya dan merupakan peristiwa mengesankan karena:
·         Ibu merasa bangga karena telah mengalami kesulitan, kecemasan, kesakitan, penderitaan dengan tenaganya sendiri.
·         Ibu bahagia karena telah mendapat relasi dengan bayinya, ingin cepat tau jenis kelamin, bentuk bayinya.
Disamping itu muncul gejala-gejala psikis disebabkan:
·         Ibu mengalami kesenduan, kepedihan hati, kekecewaan dan penderitaan batin missal karena anak hasil hubungan luar nikah.
·         Jenis kelamin anak tidak sesuai harapan, bayi cacat sehingga timbul rasa tidak cinta anaknya.
·         Ibu-ibu yang telah cerai, kelahiran anak merupakan peristiwa tidak menyenangkan.


Pelaksanaan komunikasi terapeutik:
·         Bidan harus hati-hati melakukan komunikasi karena kestabilan emosi belum pulih seperti semula.
·         Orientasi pembicaraan lebih berkisar penerimaan terhadap bayi serta kondisi fisik dan psikis ibu nifas

Prinsip komunikasi pada ibu nifas:
·         Komunikasi difokuskan pada permasalahan kasusnya masa nifas seperti cara menjaga kebersihan, perawatan bagi dan juga kesehatan ibu dan anak. Serta pemulihan organ-organ reproduksi.
·         Disesuaikan dengan kondisi ibu jika ada informasi atau pesan yang memerlukan suatu tindakan khususnya dana.
·         Dalam menyampaikan informasi, pesan harus mudah dimengerti dan dipahami oleh penerima.
·         Jika pesan memerlukan tindakan seperti cara menyusui yang benar, maka pemberi pesan harus memberikan contoh melalui alat media atau mempratekkan langsung pada ibu-ibu tersebut.

VII.            Komunikasi pada ibu meneteki
1.      Perubahan fisiologis:
Kelenjar susu mulai bekerja yang dipengaruhi hormon-hormon maka mulailah masa menyusui.
2.      Perubahan psikologis:
·         Ibu merasa terpisah dengan bayinya. Gejolak emosi yang muncul: ibu cemas dengan keselamatan bayinya, cemas tidak dapat memberi ASI dan perawatan cukup, tetapi ada juga yang sebaliknya benci kepada anaknya.
·         Kondisi yang mencemaskan dimana ibu takut menyusui bayinya, takut payudara jadi jelek, masalah lain karena ASI tidak keluar, takut bayi kurang makan/ASI

Pelaksanaan komunikasi:
Komunikasi ditekankan kepada peranan ibu untuk memberikan air susunya kepada bayi sebagai wujud pertalian kasih sayang.

VIII.            Komunikasi pada Akseptor Keluarga Berencana
1.      Perubahan fisiologis:
Kadang-kadang muncul gangguan-gangguan sebagai akibat dari efek samping kontrasepsi seperti pusing, BB bertambah, timbul flek-flek pada wajah, menstruasi banyak/tidak teratur/tidak menstruasi, keputihan, libido turun, dll.

2.      Perubahan psikologis:
Ibu measa cemas, takut akan masalah-masalah/keluhan-keluhan yang terjadi, ibu takut terjadi kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi sehingga hamil.

Pelaksanaan komunikasi:
·         Komunikasi berorientasi kepada penjelasan efek samping pemakaian kontrasepsi dan cara mengatasinya.
·         Cara kerja alat kontrasepsi dan cara pemakaiannya

IX.            Komunikasi pada Wanita Masa Klimakteriumdan Menopause
1.      Perubahan fisiologis:
Kadang-kadang muncul gangguan-gangguan yang menyertai akibat menurunnya hormon estrogen dan progesteron, seperti haid tidak teratur, keringat dingin, rasa panas di wajah (hot flash), jantung berdebar-debar, sakit saat berhubungan seks (dispareuni), dll.

2.      Perubahan psikologis:
Ibu merasa cemas, takut akan masalah-masalah/keluhan-keluhan yang terjadi.
Pelaksanaan komunikasi:
·         Menjelaskan bahwa menopause adalah salah satu siklus kehidupan wanita.
·         Deteksi dini terhadap kelainan yang berhubungan dengan gangguan reproduksi pada usia subur maupun klimakterium.
·         Memberikan informasi tempat-tempat pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan cek kesehatan khususnya kesehatan reproduksi.
·         Membantu klien dalam pengambilan keputusan.
·         Komunikasi pada menopause harus memperhatikan sifat-sifat dari menopause itu sendiri agar pesan yang disampaikan dapat dicerna dengan baik.
·         Karena fungsi dari organ tubuhnya mulai berkurang maka komunikasi bisa menggunakan alat bantu untuk mempermudah dalam memahami pesan yang disampaikan.

Komunikasi bisa menggunakan beberapa pendekatan diantaranya:
·         Pendekatan biologis: yaitu menitikberatkan pada perubahan-perubahan biologis yang terjadi pada menopause seperti anatomi fisiologi serta kondisi patologi yang bersifat mutipel dan kelainan fungsional pada menopause.
·         Pendekatan psikologis: yaitu menitikberatkan pada pemeliharaan dan pengembangan fungsi-fungsi kognitif, afektif, konatif, dan kepribadian secara optimal.
·         Pendekatan sosial budaya: yaitu menitikberatkan pada masalah sosial budaya yang mempengaruhi menopause.


X.            Komunikasi pada Wanita dengan Gangguan Reproduksi
1.      Perubahan fisiologis:
Muncul gangguan-gangguan dan keluhan yang berhubungan dengan organ reproduksi wanita, seperti keputihan, gangguan menstruasi, infertilitas, kanker/tumor di organ reproduksi, penyakit menular seksual, dll.
2.      Perubahan psikologis:
Ibu merasa cemas, takut akan masalah-masalah/keluhan-keluhan yang terjadi dan ketidaksiapan menerima kenyataan

Pelaksanaan komunikasi:
·         Menjelaskan penyebab/kemungkinan gangguan yang diderita ibu.
·         Deteksi dini terhadap kelaianan yang berhubungan dengan gangguan reproduksi.
·         Memberikan informasi tempat-tempat pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan cek kesehatan atau rujukan khususnya kesehatan reproduksi.
·         Membantu klien dalam mengambil keputusan.
·         Memberikan support mental.


Saat-saat Sulit dalam Penerapan KIP/K
1.     Diam
Makna “diam” (tidak bersuara) antara lain :
·         Penolakan atau kebingungan klien.
·         Klien dan konselor telah mencapai akhir suatu ide dan semata-mata ragu mengatakan apa selanjutnya.
·         Kebingungan karena kecemasan atau kebencian.
·         Klien mengalami sakit dan tidak siap untuk bicara.
·         Klien mengharapkan sesuatu dari konselor.
·         Klien sedang memikirkan apa yang dikatakan.
·         Klien baru menyadari ucapannya dan merupakan ekspresi emosional sebelumnya.

Hal yang harus dipahami saat klien diam :
·         Klien tidak mau berbicara selama beberapa waktu.
·         Klien merasa cemas atau marah.
·         Bila terjadi di awal pertemuan setelah beberapa saat, konselor bisa mengatakan : “saya mengerti hal ini sulit untuk dibicarakan, biasanya pada pertemuan pertama klien-klien saya juga merasa begitu. Apakah ibu merasa cemas?”
·         Bila klien diam karena marah konselor dapat berkata : “bagaimana perasaan ibu sekarang?”, diikuti hening beberapa saat, pandang klien dan perlihatkan sikap tubuh yang menunjukkan perhatian.
·         Bila diam di tengah pertemuan konselor harus memperhatikan konteks pembicaraan dan menilai mengapa hal ini terjadi. Lebih baik menunggu beberapa saat, beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan perasaan atau pikirannya, meskipun tidak nyaman.
·         Bila klien diam karena berfikir tidak perlu berusaha memecah kesunyian atau menunjukkan sikap tidak menerima.

2.     Klien Menangis
Tenangkan klien dengan menyentuh badan (menepuk-nepuk bahu atau memegang tangan klien) secara hati-hati.

3.     Konselor meyakini bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah klien
·         Biasa terjadi jika konselor tidak dapat memecahkan atau membantu menyelesaikan masalah seperti harapan klien.
·         Misalnya pada kasus remaja putri yang ingin aborsi.
·         Konselor dapat mengatakan pada klien bahwa dia akan selalu menyediakan waktu untuk klien menghadapi saat-saat sulit meskipun konselor tidak dapat mengubah keadaan.



4.     Konselor melakukan kesalahan
Hal terpenting untuk menciptakan hubungan baik adalah jujur. Mengakui bahwa konselor salah dan minta maaf adalah cara untuk menghargai klien.

5.     Konselor tidak tahu jawaban dari pertanyaan klien
Konselor dapat mengatakan bahwa ia tidak dapat menjawab pertanyaan klien, tetapi akan berusaha mencari informasi tersebut untuk klien.

6.     Klien menolak bantuan konselor
Ditunjukkan dengan klien enggan bicara. Tekankan hal positif, paling tidak klien telah datang dan berkenalan dengan konselor, mungkin klien mau mempertimbangkan kembali. Sarankan untuk melakukan pertemuan lanjutan.

7.     Klien merasa tidak nyaman dengan jenis kelamin konselor
Konselor sebaiknya mengatasi dengan mengatakan : “ orang kadang awalnya merasa lebih nyaman berbicara dengan seseorang yang sama jenis kelaminnya, menurut pengalaman saya semakin lama hal itu semakin tidak penting apabila kita semakin mengenal. Bagaimana kalau kita coba lanjutkan dan lihat bagaimana nantinya.”. biasanya klien menerima, dan masalah ini hilang dengan sendirinya bila konselor bersikap penuh perhatian, menghargai klien dan tidak menilai klien.

8.     Waktu yang dimiliki konselor terbatas.
Konselor memberikan informasi beberapa saat sebelum pertemuan, meminta maaf, menjelaskan sebab keterbatasan waktunya, dan menunjukkan konselor berharap bertemu klien pada pertemuan selanjutnya.

9.     Konselor tidak menciptakan hubungan yang baik
Konselor meminta pendapat kepada teman sesame petugas klinik untuk mengamati pertemuan dan melihat dimana letak kesulitannya, apakah ada sikap klien yang membuat konselor merasa ditolak klien.
10.Klien dan konselor sudah saling mengenal
Konselor melayani seperti pada umumnya, tekankan bahwa kerahasiaan akan tetap terjaga, jelaskan bahwa konselor akan bersikap sedikit berbeda dengan sikap diluar konseling terhadap klien sebagai temannya.

11.Klien berbicara terus dan yg dibicarakan tidak sesuai topik
Potong pembicaraannya setelah beberapa saat bila klien terus menerus mengulang pembicaraannya.

12.Klien bertanya tentang hal-hal pribadi konselor
Nyatakan pada klien bahwa cerita konselor tentang dirinya tidak akan membantu klien, oleh karena itu lebih baik tidak bercerita.

13.Konselor merasa dipermalukan dengan suatu topik pembicaraan.
Sebaiknya jujur kepada klien, terutama bila konselor bereaksi secara emosional pada klien, karena klien akan mengamati hal itu.


14.Keadaan kritis
Komunikasikan dengan tegas tapi sopan keadaan darurat kepada keluarga. Berikan penjelasan dengan singkat tapi jelas langkah-langkah yang harus dilakukan bersama untuk mengatasi keadaan.

Kesulitan Saat Konseling
Beberapa kesulitan tersembunyi yang disadari oleh konselor, terutama konselor pemula. Antara lain :
1.      Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini
2.      Lebih banyak mengajar daripada membina hubungan
3.      Penerimaan yang berlebihan
4.      Menampilkan masalah konseling pada orang yang tidak berpengalaman.
5.      Kecenderungan untuk menampilkan kepribadian konseling.
6.      Merenungkan setelah sesi yang sulit.

Upaya untuk mengatasi kesulitan:
1.      Tiap individu memahami dirinya, dengan memahami diri sendiri maka akan bisa mengatasi kesulitan-kesulitan bidan sendiri.
2.      Untuk memperlancar komunikasi siapkan materi, bahan, alat untuk mempermudah penerimaan klien.
3.      Menguasai ilmu komunikasi, sehingga dapat melakukan konseling pada semua klien dengan bermacam karakter dan keterbatasan mereka.
4.      Meletakkan kearifan sebagai dasar kepribadian konselor aktif.
Kearifan merupakan satu perangkat cirri kognitif dan afektif tertentu yg secara langsung pada ketrampilan dan pemahaman hidup. Karakteristiknya meliputi :
a)     Aspek afektif dan kesadaran meliputi empati, kepedulian, pengenalan rasa, deotomatisasi (menolak kecenderungan kebiasaan, perilaku dan pola berfikir otomatik, menekankan kesadaran tindakan dan pilihan yang bertanggungjawab).
b)     Aspek kognitif meliputi penalaran dialetik (mengenal konteks, situasi, berorientasi pada perubahan yang bermanfaat.



Strategi Membantu Klien Dalam Pengambilan Keputusan

Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi klien untuk menyelesaikan masalah kegawatdaruratan terutama yang berhubungan dengan kebidanan. Dalam konseling pengambilan keputusan mutlak diambil oleh klien, bidan hanya membantu agar keputusan yang diambil klien tepat.
Empat strategi membantu klien dalam mengambil keputusan :
1.      Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya. Beri kesempatan klien untuk melihat lagi beberapa alternative pilihannya, agar tidak menyesal atau kecewa terhadap pilihannya.
2.      Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan, dengan melihat kembali keuntungan atau konsekuensi positif dan kerugiannya atau konsekuensi negatif.
3.      Membantu klien mengevaluasi pilihan. Setelah klien menetapkan pilihan, bantu klien mencermati pilihannya.
4.      Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk menyelesaikan masalahnya.
Pengambilan keputusan yang baik harus mempertimbangkan :
·         Kondisi
·         Kehendak
·         Konsekuensinya

Langkah dalam pengambilan keputusan yang baik :
1.      Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien.
2.      Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan.
3.      Untuk setiap pilihan, buatlah daftar konsekuensinya (POSITIF dan NEGATIF).

Hal-hal yang perlu ditekankan kepada klien dalam pengambilan keputusan.
1.      Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan masa nifas. Pengambilan keputusan dibuat setelah klien diberi informasi secukupnya untuk menimbang pilihan sesuai dengan situasinya.
2.      Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran yang sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan pribadi dan situasi.
3.      Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.
4.      Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah konselor memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien dan kebutuhannya.
Faktor Yang Mempengaruhi
1.      Fisik
Pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan fisik (tidak berat dan tidak memforsir tenaga). Menghindari tingkah laku yg menimbulkan ketidaksenangan dan memilih tingkah laku yg menimbulkan kesenangan.
2.      Emosional
Biasa terjadi pada kaum perempuan.
Sikap subjektivitas akan mempengaruhi keputusan yang diambil.
3.      Rasional
Biasa didasarkan pada pengetahuan (orang terpelajar dan intelektual).
Orang mendapat informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.      Praktikal
Didasarkan kepada keterampilan individu dan kemampuan melaksanakannya (untuk menilai potensi diri dan kepercayaan diri)
.
5.      Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan social.
Hubungan antara satu orang dan orang lain mempengaruhi tindakan individu.
6.      Struktural
Didasarkan pada lingkup social, ekonomi dan politik.
Lingkungan bisa mendukung maupun mengkritik.

Tipe Pengambilan Keputusan (Saraswati I, Tarigan L.H, 2002)
1.      Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena ketidaksanggupan atau merasa tidak sanggup.
2.      Pengambilan keputusan intuitif, sifatnya segera, langsung diputuskan, karena keputusan tersebut dirasakan paling tepat.
3.      Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena segera dilaksanakan.
4.      Pengambilan keputusan yang reaktif. Sering kali dilakukan dalam situasi marah dan tergesa-gesa.
5.      Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang bertanggung jawab.
6.      Pengambilan keputusan secara berhati-hati, dipikirkan baik-baik, mempertimbangkan berbagai pilihan.

Pemberian Informasi Efektif
Pemberian informasi efektif bila:
1.      Informasi yg diberikan spesifik, dapat membantu klien dalam mengambil keputusan.
2.      Informasi disesuaikan dengan situasi klien, dan mudah dimengerti.
3.      Diberikan dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a)     Singkat dan tepat (pilih hal-hal penting yg perlu diingat klien)
b)     Menggunakan bahasa sederhana
c)      Gunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskan.
d)     Beri kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang hal-hal penting



DAFTAR PUSTAKA

Tyastuti S, dkk. 2008. Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

;;

Selasa, 15 November 2011

Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III dan Penanganannya

Diposting oleh Meysha Puteri Sajidien di 18.50 0 komentar
  Ketidaknyamanan kehamilan trimester III adalah keadaan tidak nyaman yang dirasakan oleh ibu hamil trimester III yaitu dari mulai umur kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu.4 Ketidaknyamanan kehamilan trimester III meliputi: Peningkatan frekuensi berkemih/nokturia, Konstipasi/ sembelit, Edema, Insomnia, Nyeri pinggang, Keringat berlebihan, dan sebagainya.
Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat ringan hingga berat. Bebasnya seorang wanita dari ketidaknyamanan tersebut dapat membuat perbedaan signifikan terhadap cara wanita memandang pengalaman kehamilannya. Aspek fisiologis,anatomis dan psikologis yang mendasari setiap ketidaknyamanan (jika diketahui) dijelaskan untuk merangsang pikiran ibu hamil mencari upaya lebih lanjut untuk mengatasinya. Cara mengatasi ketidanyamanan ini didasarkan pada gejala yang muncul. Adapun ketidaknyaman-ketidaknyaman yang bisa terjadi pada ibu hamil trimester III adalah:

A.      Konstipasi atau Sembelit
Konstipasi atau Sembelit selama kehamila terjadi karena: Peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/ bidan pada ibu hamil biasanya menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena pengaruh zat besi ini adalah normal Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah:
1.    Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/ hari.
2.    Makanlah makanan yang berserat tinggi seerti sayuran dan buah-buahan.
3.    Lakukanlah olahraga ringan secara teratur seperti berjalan (Jogging).
4.    Segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit tetap terjadi setelah menjalankan cara-cara no. 1 sampai 3 diatas.

B.       Edema atau pembengkakan
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang menggantung secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan dengan perbedaan edema karena preeklamsia/eklamsia
Adapun cara penangaannya adalah sebagi berikut:.
1.         Hindari menggunakan pakaian ketat
2.         Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
3.         Posisi menghadap kesamping saat berbaring
4.         Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan vena-vena panggul

C.      Insomnia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umunya terjadi pada trimester I dan trimester III. Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing (dibahas pada sub bahasan sebelumnya yaitu sering buang air kecil/nokturia), gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak ibu. Bebearapa cara untuk mengurangi gangguan insomnia, yaitu:
1.        Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan minuman beralkohol
Menghindari merokok dan mengkonsumsi alcohol pada saat hamil. Selain membahayakan janin, rokok dan alkohol juga membuat ibu hamil sulit tidur.
2.        Ibu hamil diharapkan menghindari kafein Menghindari kafein dapat membuat seseorang susah tidur dan membuat jantung berdebar. Selain, selain terdapat pada kopi, kafein juga terdapat pada teh soda, dan cokelat.
3.        Sejukkan kamar tidur. Hentikan olahraga, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum tidur Melakukan latihan fisik atau berolahraga ringan selama hamil memang sangat baik untuk menunjang kesehatan fisik dan mental ibu. Namun, jangan sampai karena berolahraga, jangan sampai tubuh ibu tidak sempat untuk beristirahat cukup setelah berolahraga.
4.        Usahakan tidur sebentar di siang hari Tidur di siang hari dapat membantu ibu mengusir rasa lelah. Sebaiknya tidur di sing hari cukup dilakukan 30 sampai 60 menit saja. Jika ibu terlalu lama tudursiang, bisa jadi ibu tidak dapat tidur di malam hari.
5.        Buat jadwal yang teratur Mengatur waktu tidur dan bangun akan membantu ibu untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya. Untuk mempermudah tertidur, usahakan agar ibu tenang dan rileks.
6.        Biasakan miring kira Biasakan tidur dalam posisi miring ke kiri mulai trimester pertama sampai akhir kehamilan. Posisi tidur miring ke kiri juga akan membantu darah dan nutrisi mengalirlancar ke janin dan rahim, serta membantu ginjal untuk sedikit memperlambat produksi urine. Membiasakan tidur dalam posisi ini juga bermanfaat untuk membantu ibu tidur lebih optimal ketika perut semakin membesar pada trimester III.
7.        Kurangi minum pada malam hari Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi dan siang hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang berakibat juga ibu sering kencing pada malam hari.
8.        Minum segelas susu hangat Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu hamil mudah terlelap. Kandungan asam amino tryptophan yang terdapat dalam susu akan meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu hamil tidur. Susu juga akan membangkitkan hormone melatonin dalam darah yang membuat seseorang menjadi mudah mengantuk.

D.      Nyeri punggung bawah
(Nyeri Pinggang) Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur.
Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang. Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini. Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
1.    Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun dari bawah
2.    Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari proses setengah jongkok.
Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:
1)    Postur tubuh yang baik
2)    Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
3)    Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa istirahat
4)    Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
5)    Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic).
6)    Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)
7)    Kompres es pada punggung
8)    Pijatan/ usapan pada punggung
9)    Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan.

E.       Kegerahan
Saat hamil terjadi peningkatan aliran darah, agar penyuluhan zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin dapat berjalan lancer. Kondisi ini bisa menyebabkan anda mudah merasa kepanasan atau kegerahan. Umumnya, keluhan ini muncul saat kandungan mencapai 20 minggu atau saat aliran darah di dalam tubuh mulai meningkat. Kegerahan disebabkan selain karena peningkatan kadar hormone progesteron yang membuat pembuluh darah melebar dan aliran darah lebih meningkat, bisa juga disebabkan metabolisme di tubuh yang makin meningkat makin tinggi laju metabolisme, makan banyak pula kalori atau energy panas yang dihasilkan atau dilepaskan.
Selain itu, disebabkan juga karena proses bernapas dan berkeringat yang anda lakukan, yang antara lain berfungsi membuang kelebihan panas di dalam tubuh ibu hamil. Janin juga mengahasilkan panas di dalam tubuhnya, tetapi janin belum bisa melakukan proses berkeringat dan bernapas maka kelebihan panas di dalam tubuh janin di buang ke melalui tubuh ibu. Itu sebabnya, semakin bertambah usia janin anda, panas yang dikeluarkan tubuhnya juga semakin banyak. Anda pun jadi mudah kegerahan, serta akan lebih banyak mengelurakan keringat.
Cara mengatasi kegerahan yang dialami oleh ibu hamil adalah:
1)   Pakai baju yang longgar dan nyaman.
2)   Pilihlah baju dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti dari bahan katun.
3)   Jaga sirkulasi udara di dalam rumah agar tetap baik. Misalnya, dengan sering membuka jendela atau pintu.
4)   Hidari tempat-tempat sempit yang membuat anda merasa pengap.
5)   Sering-seringlah berada di ruangan terbuka atau alam terbuka.
6)   Perbanyak minum cairan, baik air putih maupun jus buah segar untuk mengganti cairan tubuh yang keluar dalam bentuk keringat.

F.       Sering Buang Air Kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang12. Sebab lain adalah karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua.
Cara mengurangi ketidaknyamanan ini adalah:
1)    Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya
2)    Mengurangi asupan cairan pada sore hari

Jumat, 28 Oktober 2011

Happy Birthday Mom... :)

Diposting oleh Meysha Puteri Sajidien di 16.05 0 komentar
Mom..,
For all that you do, I love you.,
I’ll kiss you and hug you ‘Cause you love me, too,.
Happy birthday Mom,
I love you…:)

Rabu, 26 Oktober 2011

Infertilitas

Diposting oleh Meysha Puteri Sajidien di 17.52 0 komentar
DEFENISI
Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya. Jadi fertilitas ialah fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu fertil atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / mgg, tanpa mamakai matoda pencegahan selama 1 tahun.
Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan ungtuk menghasilkan kehamilan menunjukan bahwa 32,7 % hamil dalam 1 bulan pertama, 57,0 % dalam 3 bulan, 72, 1 % dalam 6 bulan, 85,4 % dalam 12 bulan, dan 93,4 % dalam 24 bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah infertlitas kalau pasangan ingin punya anak itu telah dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan.
Ada 2 jenis infertilitas:
·         Infertilitas primer: bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali.
·         Infertilitas sekunder: bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan namun setelah itu tidak pernah hamil lagi.

Beberapa keadaan, misalnya azoospermia, endometriosis, dan penyumbatan tuba, lebih sering terjadi pada wanita, dengan infertilitas primer, tetapi sebenarnya semua keadaaan itu dapat terjadi pada keduanya, pembedaan keduanya tak banyak memberikan keuntungan klinik.
Konsepsi membutuhkan penjajaran gamet pria dan wanita pada stadium pematangannya yang optimal, diikuti dengan pemindahan konseptus ke rongga rahim pada saat endometrium dapat memberikan sokongan terhadap kelanjutan perkembangannya dan implantasi. Agar peristiwa ini terjadi, sistem reproduksi pria dan wanita secara anatomi dan fisiologi harus utuh, dan koitus harus cukup sering dilakukan agar air mani dapat di endapkan dalam selang waktu yang dekat dengan pelepasan oosit dari folikel. Sekalipun pembuahan terjadi, lebih dari 70 % embrio yang dihasilkannya bersifat abnormal dan tidak berkembang atau tidak dapat hidup sesaat setelah implantasi. Karena itu, tidaklah mengherankan bila 10-15 % pasangan mengalami infertilitas.
Mengingat saat kompleksnya proses reproduksi sungguh mengherankan bahwa 80 % pasangan mencapai konsepsi dalam waktu 1 tahun. Lebih tepatnya, 25 % mengalami konsepsi dalam bulan pertama, 60 % dalam 6 bulan, 75 % pada 9 bulan dan 90 % pada 18 bulan. Laju konsepsi bulanan yang terus menurun yang diperlihatkan oleh angka-angka ini kemungkinan besar mencerminkan tentang spektrum fertilitas dari pasangan yang sangat subur hingga pasangan infertilitas relatif. Setelah 18 bulan berhubungan seksual tanpa kontrasepsi, pasngan yang tersisa mempunyai laju konsepsi bulanan yang sangat rendah bila tanpa terapi dan banyak diantaranya mungkin mempunyai cacat mutlak yang mencegah infertilitas.

ETIOLOGI
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.
Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain:
a.    Pada wanita
·         Gangguan organ reproduksi
1)     Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina.
2)     Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim.
3)     Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.
4)    Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.

·         Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.

·         Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
·         Endometriosis
·         Abrasi genetis
·         Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
·         Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.

b.    Pada pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:
·         Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas;
·         Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
·         Abnormalitas ereksi
·         Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
·         Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
·         Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer
·         Abrasi genetik


Adapun faktor-faktor infertilitas yang sering ditemukan diantaranya:
Faktor
Insidensi (%)
Pemeriksaan Dasar
Koitus-pria
40
Analisis air mani, uji pasca koitus
Ovulasi
15-20
Suhu basal badan, progesteron serum, biopsi endometrium*
Serviks
5-10
Uji pasca senggama
Tuba-Rahim
30
Histerosalpingogram, laparoskopi
Peritoneum
40
Laparoskopi
* periksaan ketika haid teratur (setiap 22-35 hari): oligoamenorrhea membutuhkan pengujian tambahan.

Tanda-tanda Awal Kehamilan

Diposting oleh Meysha Puteri Sajidien di 15.37 0 komentar
Tanda-tanda kehamilan merupakan saat yang paling dinantikan oleh seorang perempuan yang menginginkan dirinya memiliki seorang buah hati dambaan keluaga (family hoping). Dengan terjadinya kehamilan menandakan bahwa pasangan suami isteri memiliki tingkat kesuburan yang baik dan hal ini juga menandakan bahwa mereka tidak memiliki masalah kesehatan yang berarti.


Dengan datangnya tanda-tanda kehamilan, hadirnya seorang buah hati dalam keluarga mereka tinggalah menunggu waktu. Keluarga terasa semakin lengkap dengan kehadiran buah hati yang dinanti.
Namun ada kalanya, pasangan suami isteri belum mengetahui secara betul mengenai tanda-tanda kehamilan ini. Mereka kadang masih bingung membedakan mana tanda-tanda kehamilan (pregnancy symptoms) sebenarnya dengan  tanda akan datang menstruasi, karena banyak kasus terjadi bahwa tanda-tanda kehamilan biasanya mirip dengan tanda-tanda akan datang menstruasi. Ketidaktahuan mengenai hal ini  juga menyebabkan beberapa kasus terjadinya keguguran (miscarriage).

Hal ini disebabkan masih dilakukannya suatu aktivitas atau konsumsi makanan yang seharusnya tidak boleh dilakukan selama kehamilan, padahal sebetulnya dia sudah mengalami kehamilan. Dengan ketidaktahuan akan tanda-tanda kehamilan juga mengakibatkan persiapan yang matang menyongsong kehamilan menjadi terabaikan. Sebaliknya, banyak kasus para keluarga stress karena tanda-tanda yang sudah dianggapnya sebagai sebuah tanda kehamilan,  ternyata sesudah dilakukan beberapa kali test ternyata hasilnya negatif. Bayangan dan dambaan kehamilan yang mereka tunggu akhirnya menjadi sirna.

Banyak para perempuan menilai bahwa tanda-tanda kehamilan hanya melihat dari satu sisi saja, yaitu terlambat datangnya menstruasi. Memang betul, salah satu tanda-tanda kehamilan ini adalah terlambatnya menstruasi. Namun, terlambat menstruasi ini juga bukan hanya disebabkan oleh kehamilan saja, banyak hal yang mempengaruhinya, pola makan, stress, kecapaian, adanya gangguan hormonal dsb. Nah, untuk lebih memastikan lagi, selain terlambatnya menstruasi, cermati pula tanda-tanda kehamilan yang lain, yaitu:

Terjadi Perubahan Pada Payudara

Jika terjadi kehamilan, maka payudara akan membesar, hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon esterogen dan progesteron. Selain itu kondisi payudara juga akan terasa makin lembut, hal ini menimbulkan rasa sensitif yang lebih tinggi, hingga payudara akan terasa sakit atau nyeri saat dipegang. Puting susu membesar pula dan warnanya akan semakin gelap, kadang juga terasa gatal. Pembuluh vena pada payudara juga akan terlihat akibat penegangan payudara.
Selain itu terjadi  aktivitas hormon HPL (Human Placental Lactogen). Hormon tersebut diproduksi oleh tubuh saat ibu mengalami kehamilan untuk mempersiapkan ASI bagi bayi anda ketika terlahir ke dunia.

Munculnya bercak darah atau flek yang diikuti kram perut

Bercak darah ini muncul sebelum menstruasi yang akan datang, biasanya terjadi antara 8-10 hari setelah terjadinya ovulasi. Bercak darah ini disebabkan oleh implantasi (implantation bleeding) atau menempelnya embrio pada dinding rahim. Munculnya bercak darah pada saat kehamilan kadang disalah artikan sebagai menstruasi.

Selain itu, keluarnya bercak darah biasanya diikuti oleh kram perut. Kram perut pada kondisi terjadinya kehamilan akan terjadi secara teratur. Dan kondisi kram perut ini,  akan terus berlanjut sampai kehamilan trimester kedua, sampai letak uterus posisinya berada ditengah dan disangga oleh panggul.

Mual dan muntah (Morning sicknes)

Sekitar 50% perempuan yang mengalami kehamilan akan memiliki tanda-tanda ini. Pemicunya adalah peningkatan hormon secara tiba-tiba dalam aliran darah. Hormon tersebut adalah HCG (Human chorionic Gonadotrophin). Selain dalam darah, peningkatan hormon ini juga terjadi pada saluran air kencing. Makanya, alat test pack kehamilan dilakukan melalui media air seni, hal ini dilakukan untuk mengukur terjadinya peningkatan kadar hormon HCG tersebut. Peningkatan hormon ini akan mengakibatkan efek pedih pada lapisan perut dan menimbulkan rasa mual. Rasa mual ini biasanya akan menghilang memasuki kehamilan trimester kedua. Jika, rasa mual dan muntah masih terjadi pada usia kehamilan trimester kedua, sebaiknya periksakan dan konsultasikan mengenai hal ini ke dokter anda, karena akan mengganggu kehamilan anda.
Mual dan muntah ini biasa morning sickness karena biasanya terjadi pada saat di pagi hari. Namun kenyataannya, mual dan muntah dapat terjadi pada siang dan malam hari juga. Bahkan morning sickness terjadi hanya ketika si ibu mencium aroma atau wewangian tertentu.

Sering kencing/buang air kecil (Frequent Urination)

Setelah haid terlambat satu hingga dua minggu, keinginan untuk buang air kecil menjadi lebih sering dari kebiasaannya. Ini disebabkan janin yang tumbuh di rahim menekan kandung kemih dan akibat adanya peningkatan sirkulasi darah. Selain itu kandung kemih lebih cepat dipenuhi oleh urine dan keinginan untuk buang air kecil menjadi lebih sering. Peningkatan rasa buang air kecil juga disebabkan oleh peningkatan hormon kehamilan. Walaupun buang air kecil ini sering, jangan sampai membatasinya atau menahannya. Selain itu hindarkan dehidrasi dengan lebih meningkatkan asupan cairan ke dalam tubuh.

Pusing dan sakit kepala (Headaches)

Gangguan pusing dan sakit kepala yang sering dirasakan oleh ibu hamil diakibatkan oleh faktor fisik; rasa lelah, mual, lapar dan tekanan darah, rendah. Sedangkan penyebab emosional yaitu adanya perasaan tegang dan depresi. Selain itu peningkatan pasokan darah ke seluruh tubuh juga bisa menyebabkan pusing saat ibu berubah posisi.

Rasa lelah dan mengantuk yang berlebih (Fatigue)

Rasa lelah dan mengantuk pada ibu hamil selain disebabkan oleh perubahan hormonal, juga akibat kinerja dari beberapa organ vital seperti ginjal, jantung, dan paru-paru, semakin bertambah. Organ-organ vital ini tidak hanya bekerja untuk mencukupi kebutuhan ibu saja, namun juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Perut ibu yang semakin membesar seiring dengan bertambahnya usia kehamilan juga memberikan beban tersendiri bagi tubuh ibu.

Sembelit

Sembelit terjadi akibat peningkatan hormon progesterone. Hormon ini selain mengendurkan otot-otot rahim, juga berdampak pada mengendurnya otot dinding usus sehingga menyebabkan sembelit atau susah buang air besar. Namun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan peyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.

Sering meludah (hipersalivasi)

Tanda kehamilan ini terjadi akibat pengaruh perubahan hormon estrogen, biasanya terjadi pada kehamilan trimester pertama. Kondisi ini biasanya menghilang setelah kehamilan memasuki trimester kedua

Naiknya temperatur basal tubuh

Jika terjadi kehamilan atau ovulasi, maka suhu basal tubuh ibu akan meningkat. Kondisi ini akan bertahan selama terjadinya kehamilan. Kondisi ini tidak akan turun ke kondisi sebelum terjadinya ovulasi.

Tanda-tanda kehamilan (pregnancy symptoms) di atas sifatnya pribadi, tidak semua perempuan pada awal kehamilan mutlak memiliki tanda-tanda di atas, artinya berlakunya tanda kehamilan di atas ada yang memang semua mengalaminya, bervariasi, tapi ada pula yang tidak memiliki keluhan apapun. Untuk lebih memastikan, tentulah harus dilakukan test kehamilan (pregnancy test ), baik yang dilakukan di rumah dengan menggunakan test pack atau dilakukan di laboratorium yang melakukan tes terhadap darah anda.

Just Test

Diposting oleh Meysha Puteri Sajidien di 10.46 0 komentar

Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja….
siapa tahu pada suatu hari kelak
ia akan berbalik menjadi orang yang kau benci….

dan bencilah orang yang kau benci sekedarnya saja…. 
siapa tahu pada suatu hari kelak 
ia akan menjadi orang yang kau cintai,.

Minggu, 09 Oktober 2011

Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Kebidanan

Diposting oleh Meysha Puteri Sajidien di 12.26 0 komentar
Macam-Macam Klien dalam Asuhan Kebidanan

Sesuai dengan wewenang dan lingkup pelayanan kebidanan, maka konseling dalam bidang kebidanan meliputi:
1.       Komunikasi pada bayi dan balita
2.       Komunikasi pada remaja
3.       Komunikasi pada calon orang tua
4.       Komunikasi pada wanita hamil (masa antenatal)
5.       Komunikasi pada ibu bersalin (masa natal)
6.       Komunikasi pada ibu nifas
7.       Komunikasi pada ibu meneteki
8.       Komunikasi pada akseptor keluarga berencana
9.       Komunikasi pada wanita masa klimakterium dan menopause
10.   Komunikasi pada wanita dengan gangguan reproduksi

Komunikasi terapeutik memegang peranan penting dalam membantu pasien memecahkan masalah yang dihadapi. Komunikasi terapeutik didefinisikan sebagai komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Tujuan komunikasi terapeutik adalah:
1)      Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran.
2)      Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
3)      Membantu memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan diri sendiri

Komunikasi terapeutik pada klien dalam asuhan kebidanan:
I.            Komunikasi pada bayi dan balita
Komunikasi bayi dimulai sejak dia lahir ke dunia, dimulai ketika bayi mulai menangis sampai bayi dapat bicara lancar, adapun prosesnya dari bayi menangis sampai bisa berkata-kata belum dipahami secara pasti.
Fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi pada bayi meliputi:
a)      Fase prelinguistic (fase sebelum bicara)
Suara pertama yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah tangis sebagai reaksi terhadap perubahan tekanan udara dan suhu luar uterin. Kebutuhan dikomunikasikan lewat tangis sampai usia satu tahun, pada saat usia anak dua sampai tiga minggu seharuanya orang tua sudah dapat membedakan tangis bayi. Biasanya bayi menangis karena lapar, pantat basah, kesakitan atau minta perhatian. Untuk dapat membedakan kita harus mengenali tangisan bayi:
·         Tangis lapar biasanya bayi menangis dengan suara mendatar dan meningkat sesuai kebutuhan.
·         Tangis kesakitan, bayi mengeluarkan teriakan yang mendadak karena bayi terkejut.
·         Tangis tidak nyaman atau minta perhatian bayi akan menangis yang berlangsung terus menerus
b)      Kata pertama
Kata pertama mungkin tidak disadari oleh orang tuanya karena anak banyak akal untuk mengerti perlu mendengar apa yang dikatakan anak sehubungan dengan apa yang dikerjakan. Missal: “mam” bisa berarti mama, bisa juga berarti makan. Tahap perkembangan anak pada lingkup kata pertama, antara lain:
·         Usia 10 – 12 bulan timbul pengertian pasif dari bahasa.
Bayi memberi respon terhadap kata yang familier misalnya ada yang menyebut ibu maka dia akan berusaha mencari ibunya.
·         Bicara sesungguhnya mulai usia 12 – 18 bulan.
Satu kata mengandung arti satu kalimat, misal : mengatakan makan berarti saya mau makan.
·         Menggunakan empat kata pada usia 15 bulan.
Sepuluh kata pada usia delapan belas bulan.

c)      Kalimat pertama
Kalimat anak seperti juga kata pertama, punya arti pribadi dan tidak ikut aturan tata bahasa, misal anak bilang “makan” berarti “aku mau makan”. Jadi orang tua atau orang disekitarnya harus tanggap terhadap kata-kata anak tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan kalimat pertama meliputi:
·         Usia 2 tahun anak mulai menyusun kata.
·         Disebut periode permulaan pembicaraan.
·         Kalimat anak mempunyai arti pribadi, tidak ikut aturan.
·         Kadang-kadang disusun kombinasi kata yang aneh.
d)     Kemampuan bicara egosentris
Kemampuan bicara egosentris (berpusat pada diri sendiri) dibedakan tiga macam:
·         Repetitif (pengulangan). Kata yang didengar diulang-ulang.
·         Monolog (berbicara satu arah) biasanya pada anak pra sekolah. Anak bicara sendiri memainkan banyak peran dengan berkata-kata sendiri.
·         Monolog kolektif. Beberapa anak berkumpul dalam suatu tempat tapi mereka bicara sendiri-sendiri, biasanya asyik memainkan mainannya sendiri.

e)      Perkembangan semantik
Semantik adalah pengetahuan yang mempelajari arti dari kata pada bahasa yang diajarkan. Anak pertama kali memahami arti konkrit dan jenis kata konkrit kemudian mulai mengetahui arti dan jenis kata abstrak. Misalnya anak akan lebih memahami kucing yang bisa dilihat daripada pahit,manis, dll. Kata abstrak dipelajari setelah pada masa pra sekolah. Kata yang sulit untuk anak pra sekolah adalah kata yang selain punya arti fisik juga punya arti psikologis. Contohnya: manis bisa berarti sikap, tapi juga bisa berarti rasa.

Prinsip komunikasi yang efektif pada anak:
1.       Mengikuti perkembangan psikologis anak.
2.       Kontak kasih sayang orang tua dapat memperkuat kepribadian anak.
3.       Pentingnya dalam komunikasi: belaian, dukungan dan sentuhan akan menimbulkan rasa senang dan bahagia.
4.       Dorongan bidan yaitu dengan membantu ibu serta pihak lain dalam memberikan dukungan rangsang aktif dalam bahsa dan emosi.

II.            Komunikasi pada remaja
Merujuk pada Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, remaja adalah mereka yang berusia 10 sampai 18 tahun. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO), yang dimaksud remaja adalah laki-laki dan perempuan yang berusia 18 sampai 24 tahun.
Remaja biasanya merupakan masa untuk mencari jati diri dan pengakuan. Sehingga dalam situasi psikologis yang masih labil. Bila tidak diikuti dengan informasi-informasi yang benar maka akan menimbulkan berbagai masalah yang menyangkut kenakalan remaja.
Tujuan komunikasi pada remaja adalah memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang terjadi. Bidan perlu menjalin hubungan komunikasi terbuka, mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui oleh remaja. Permasalahan yang dapat diselesaikan dalam bentuk komunikasi terapeutik pada remaja misalnya; perubahan fisik/ biologis sesuai usia, perubahan emosi dan perilaku remaja, kehamilan pada remaja, narkotika, kenakalan remaja dan hambatan dalam belajar.
Konseling yang diberikan pada anak laki – laki dan perempuan pada masa remaja bertujuan memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang terjadi pada usia remaja. Pelaksanaan konseling pada remaja menggunakan pendekatan kelompok.
Bidan perlu menjalin hubungan komunikasi terbuka dan mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui oleh remaja. Bidan dapat melakukan komunikasi terapeutik pada remaja dengan menitikberatkan masalah:
·         Perubahan fisik/biologis sesuai usia
·         Perubahan emosi dan perilaku remaja
·         Kehamilan pada remaja
·         Narkotika
·         Kenakalan remaja
·         Hambatan dalam belajar

Komunikasi yang efektif pada remaja harus memperhatikan hal-hal yang menyangkut dengan remaja. Bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa baik secara jasmani maupun rohani. Jadi dalam komunikasi dengan remaja lebih memperhatikan:
·         Kenyamanan remaja dalam menerima informasi
·         Memperhatikan cara pandang remaja dalam mensikapi pesan yang disampaikan.
·         Memfokuskan pada persoalan yang akan disampaikan.
·         Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan nyaman untuk didengar.
·         Menjalin sikap terbuka dan menumbuhkan kepercayaan pada remaja.
·         Bisa menguasai dan mengendalikan emosi pada remaja saat penyampaian pesan.
·         Menjalin keakraban dengan remaja.
·         Bidan sebagai konselor dalam masalah tersebut perlu melakukan pelayanan konseling, baik pada keluarga dalam arti orang tua maupun remaja yang bermasalah.

III.            Komunikasi pada calon orang tua
Konseling pada calon orangtua membantu pemahaman diri untuk menjadi orang tua, baik sebagai ayah maupun sebagai ibu. Perubahan status kehidupan sesuai dengan perkembangan terjadi secara alami. Salah satu peran bidan ketika menghadapi klien adalah melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling kebidanan. Untuk memperjelas arah konseling kebidanan pada calon orang tua, perlu adanya pemahaman terlebih dahulu tentang hal – hal sebagai berikut :
·         Menjadi orang tua
Menjadi orang tua adalah suatu proses kehidupan yang bermula dari terbentuknya pasangan suami istri menjadi keluarga dan berlanjut dengan adanya keturunan.
·         Tanggung jawab laki-laki sebagai kepala keluarga dan sebagai ayah.
Dalam perubahan status menjadi ayah atau kepala keluarga, merupakan suatu keadaan yang membuat laki-laki secara psikologis harus mampu membagi kasih terhadap istri dan anak. Memenuhi kebutuhan keluarga secara fisik dan psikologis, secara moral dan material.
·         Tanggung jawab perempuan sebagai ibu dalam keluarga
Peran ibu dalam keluarga sangat kompleks. Ibu sebagai penerus keturunan, pendidik dalam keluarga dan sebagai pendamping suami serta sebagai pelaksana, menjalankan perekonomian dalam keluarga bersama suami.

Bidan dapat melakukan komunikasi terapeutik pada calon ibu dengan lebih menitikberatkan kepada:
1.      Memberikan penjelasan secara fisiologis peristiwa yang disebut menstruasi.
2.      Memberikan bimbingan tentang perawatan diri sehubungan dengan peristiwa menstruasi.
3.      Member bimbingan tentang persiapan perkawinan, dihubungkan dengan NKKBS/keluarga berkualitas.
4.      Persyaratan-persyaratan kesehatan yang sangat menentukan sebagai calon ibu.
5.      Memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi dan peran yang terjadi.
6.      Menikah dan membentuk keluarga baru membutuhkan konseling.



Konseling pada orang tua karena berperan sebagai orang tua yang baik:
1.      Butuh penyesuaian dalam menghadapi kehidupan dan lingkungan baru (dua keluarga menjadi satu).
2.      Menjadi orang tua merupakan proses kehidupan individu.
3.      Masalah perbedaan pasutri (pasangan suami istri).
4.      Tanggung jawab laki-laki (ayah/kepala keluarga)
5.      Tanggung jawab perempuan sebagai penerus keturunan, pendidik, pendamping suami, ekonomi keluarga.
Masalah-masalah yang dihadapi:
·         Kesehatan
·         Pendidikan
·         Hubungan antar dan inter keluarga
·         Psikososial (norma dan tata nilai)

IV.            Komunikasi pada wanita hamil (masa antenatal)
Konseling pada wanita hamil terutama ditujukan pada ibu dengan kehamilan pertama. Konseling yang diberikan oleh bidan pada trimester pertama berkenaan dengan perkembangan janin sesuai dengan usia kehamilan, serta perubahan yang terjadi pada ibu. Konseling pada kehamilan trimester ketiga berfokus pada intervensi yang diberikan pada klien berkenaan dengan keadaan janin dalam rahim, posisi janin dan letak janin. Persiapan persalinan baik yang normal maupun yang tidak normal didahului dengan penjelasan tanda persalinan.
1.      Peristiwa fisiologis:
Terjadi konsepsi (pertemuan sperma dan sel telur), ibu tidak menstruasi, terjadi perubahan hormonal, hal ini yang menyebabkan kadang ibu mengalami pusing, mual, tidak nafsu makan, peningkatan suhu tubuh dan nampak cloasma gravidarum, BB bertambah, pembesaran uterus, sehingga tadinya langsing menjadi montok, gendut, dan gerakan lambat.
2.      Perubahan psikologis:
Kehamilan merupakan arti emosional pada setiap wanita, yang biasanya disertai perubahan-perubahan kejiwaan. Peristiwa-peristiwa kejiwaan yang biasanya menyertai ibu hamil antara lain peristiwa ngidam dibarengi dengan emosi-emosi yang kuat karena dorongan hormonal, ibu jadi peka, mudah tersinggung, karena hamil umumnya menambah intensitas tekanan batin pada psikisnya, tetapi dapat juga dijumpai ibu yang bangga dengan kehamilannya dan bergairah menyambut kehadiran bayinya, bila merupakan peristiwa pertama. Disamping perasaan gembira, rasa cemas pun timbul apa bayinya cacat/sehat, apa melahirkan dengan lancar. Hal ini biasanya diperberat dengan kasus-kasus rumah tangga.
Hal-hal yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada ibu hamil adalah:
·         Ibu hamil pertama belum punya pengalaman, contoh adanya pergerakan anak, kelainan-kelainan kulit.
·         Anak yang tidak diharapkan, contoh pernah mau digugurkan tetapi tidak gugur, takut anaknya cacat, kehamilan diluar nikah.
·         Persalinan lalu tidak menyenangkan, contih anak lahir tidak abnormal, anak meninggal, perdarahan, terlalu mengharap jenis kelamin tertentu, umur ibu resiko tinggi, ibu menderita penyakit tertentu, tidak mendapat dukungan suami atau keluarga yang lain, dll.

Pelaksanaan komunikasi terapeutik:
Bidan yang senantiasa berhubungan dengan bumil diharapkan mampu melalaui tindakan pemeriksaan, penyuluhan, dan segala bentuk kontak langsung dengan berbagai metode maupun bentuk hubungan. Mengadakan komunikasi terapeutik.
·         Komunikasi terapeutik diharapkan dapat merendam pemunculan faktor psikososial yang berdampak negatif terhadap kehamilan.
·         Bidan diharapkan membantu ibu sejak awal kehamilannya untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya, kekuatannya untuk menerima, memelihara kehamilannya sehingga dapat melahirkan dengan lancar.

Prinsip komunikasi pada ibu hamil:
·         Pesan yang disampaikan sesuai dengan kondisi ibu hamil.
·         Informasi yang diberikan menyangkut tentang kehamilan dan persiapan melahirkan. Seperti ke hal-hal yang menyangkut kesehatan serta pelayanan kesehatan yang diperlukan.
·         Menciptakan kenyamanan dan keakraban saat menyampaikan pesan.
·         Tidak membuat penerima stress dengan info yan disampaikan

V.            Komunikasi pada ibu bersalin (masa natal)
Kelahiran merupakan proses fisiologis yang diwarnai komponen psikologis. Akan tetapi peristiwa yang dialami tiap orang berbeda.

1.      Perubahan fisiologis:
·         Semakin tua kehamilan ibu semakin merasakan gerakan-gerakan bayi, perut makinbesar, pergerakan ibu semakin tidak bebas, ibu tidak nyaman. Kadang-kadang terjadi gangguan kencing, kaki bengkak.
·         Otot-otot panggul dan jalan lahir mekar
·         Kontraksi uterus dipengaruhi syaraf-syaraf sympati, parasympati, syaraf lokal otot uterus

2.      Perubahan psikologis:
·         Minggu-minggu terakhir dipengaruhi perasaan/emosi dan ketegangan.
·         Ibu cemas apa bayinya cacat, dapat lahir lancar.
·         Ibu takut darah, nyeri, takut mati
·         Kecemasan ayah hampir sama dengan kecemasan ibu, bedanya ayah tidak langsung merasakan efek kehamilan.
Pelaksanaan komunikasi terapeutik pada ibu melahirkan:
·         Melihat kecemasan pada ibu dan suami maka orientasi pelayanan bukan hanya ditujukan pada ibu tetapi juga pada suami. Ibu dituntun untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang proses kelahiran. Suami dibesarkan hatinya, dijelaskan apa yang terjadi pada istrinya.
·         Komunikasi pada ibu bersalin difokuskan pada teknik-teknik bersalin seperti teknik mengejan atau mengatur pernafasan dan lain-lain.
·         Pemberian pesan harus sabar dalam memberikan informasi pada saat ibu bersalin sehingga ibu yang sedang bersalin merasa nyaman dan tanggap dengan isi pesan yang diberikan sehingga bisa mempratekkan sesuai dengan apa yang diharapkan.

VI.            Komunikasi pada Ibu Nifas
1.      Perubahan fisiologis:
·         Terjadi proses involusio, keluar lochea, perut ibu kelihatan besar.
2.      Perubahan psikologis:
Muncul berbagai ekspresi akibat berlalunya peristiwa menentukan dalam hidupnya dan merupakan peristiwa mengesankan karena:
·         Ibu merasa bangga karena telah mengalami kesulitan, kecemasan, kesakitan, penderitaan dengan tenaganya sendiri.
·         Ibu bahagia karena telah mendapat relasi dengan bayinya, ingin cepat tau jenis kelamin, bentuk bayinya.
Disamping itu muncul gejala-gejala psikis disebabkan:
·         Ibu mengalami kesenduan, kepedihan hati, kekecewaan dan penderitaan batin missal karena anak hasil hubungan luar nikah.
·         Jenis kelamin anak tidak sesuai harapan, bayi cacat sehingga timbul rasa tidak cinta anaknya.
·         Ibu-ibu yang telah cerai, kelahiran anak merupakan peristiwa tidak menyenangkan.


Pelaksanaan komunikasi terapeutik:
·         Bidan harus hati-hati melakukan komunikasi karena kestabilan emosi belum pulih seperti semula.
·         Orientasi pembicaraan lebih berkisar penerimaan terhadap bayi serta kondisi fisik dan psikis ibu nifas

Prinsip komunikasi pada ibu nifas:
·         Komunikasi difokuskan pada permasalahan kasusnya masa nifas seperti cara menjaga kebersihan, perawatan bagi dan juga kesehatan ibu dan anak. Serta pemulihan organ-organ reproduksi.
·         Disesuaikan dengan kondisi ibu jika ada informasi atau pesan yang memerlukan suatu tindakan khususnya dana.
·         Dalam menyampaikan informasi, pesan harus mudah dimengerti dan dipahami oleh penerima.
·         Jika pesan memerlukan tindakan seperti cara menyusui yang benar, maka pemberi pesan harus memberikan contoh melalui alat media atau mempratekkan langsung pada ibu-ibu tersebut.

VII.            Komunikasi pada ibu meneteki
1.      Perubahan fisiologis:
Kelenjar susu mulai bekerja yang dipengaruhi hormon-hormon maka mulailah masa menyusui.
2.      Perubahan psikologis:
·         Ibu merasa terpisah dengan bayinya. Gejolak emosi yang muncul: ibu cemas dengan keselamatan bayinya, cemas tidak dapat memberi ASI dan perawatan cukup, tetapi ada juga yang sebaliknya benci kepada anaknya.
·         Kondisi yang mencemaskan dimana ibu takut menyusui bayinya, takut payudara jadi jelek, masalah lain karena ASI tidak keluar, takut bayi kurang makan/ASI

Pelaksanaan komunikasi:
Komunikasi ditekankan kepada peranan ibu untuk memberikan air susunya kepada bayi sebagai wujud pertalian kasih sayang.

VIII.            Komunikasi pada Akseptor Keluarga Berencana
1.      Perubahan fisiologis:
Kadang-kadang muncul gangguan-gangguan sebagai akibat dari efek samping kontrasepsi seperti pusing, BB bertambah, timbul flek-flek pada wajah, menstruasi banyak/tidak teratur/tidak menstruasi, keputihan, libido turun, dll.

2.      Perubahan psikologis:
Ibu measa cemas, takut akan masalah-masalah/keluhan-keluhan yang terjadi, ibu takut terjadi kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi sehingga hamil.

Pelaksanaan komunikasi:
·         Komunikasi berorientasi kepada penjelasan efek samping pemakaian kontrasepsi dan cara mengatasinya.
·         Cara kerja alat kontrasepsi dan cara pemakaiannya

IX.            Komunikasi pada Wanita Masa Klimakteriumdan Menopause
1.      Perubahan fisiologis:
Kadang-kadang muncul gangguan-gangguan yang menyertai akibat menurunnya hormon estrogen dan progesteron, seperti haid tidak teratur, keringat dingin, rasa panas di wajah (hot flash), jantung berdebar-debar, sakit saat berhubungan seks (dispareuni), dll.

2.      Perubahan psikologis:
Ibu merasa cemas, takut akan masalah-masalah/keluhan-keluhan yang terjadi.
Pelaksanaan komunikasi:
·         Menjelaskan bahwa menopause adalah salah satu siklus kehidupan wanita.
·         Deteksi dini terhadap kelainan yang berhubungan dengan gangguan reproduksi pada usia subur maupun klimakterium.
·         Memberikan informasi tempat-tempat pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan cek kesehatan khususnya kesehatan reproduksi.
·         Membantu klien dalam pengambilan keputusan.
·         Komunikasi pada menopause harus memperhatikan sifat-sifat dari menopause itu sendiri agar pesan yang disampaikan dapat dicerna dengan baik.
·         Karena fungsi dari organ tubuhnya mulai berkurang maka komunikasi bisa menggunakan alat bantu untuk mempermudah dalam memahami pesan yang disampaikan.

Komunikasi bisa menggunakan beberapa pendekatan diantaranya:
·         Pendekatan biologis: yaitu menitikberatkan pada perubahan-perubahan biologis yang terjadi pada menopause seperti anatomi fisiologi serta kondisi patologi yang bersifat mutipel dan kelainan fungsional pada menopause.
·         Pendekatan psikologis: yaitu menitikberatkan pada pemeliharaan dan pengembangan fungsi-fungsi kognitif, afektif, konatif, dan kepribadian secara optimal.
·         Pendekatan sosial budaya: yaitu menitikberatkan pada masalah sosial budaya yang mempengaruhi menopause.


X.            Komunikasi pada Wanita dengan Gangguan Reproduksi
1.      Perubahan fisiologis:
Muncul gangguan-gangguan dan keluhan yang berhubungan dengan organ reproduksi wanita, seperti keputihan, gangguan menstruasi, infertilitas, kanker/tumor di organ reproduksi, penyakit menular seksual, dll.
2.      Perubahan psikologis:
Ibu merasa cemas, takut akan masalah-masalah/keluhan-keluhan yang terjadi dan ketidaksiapan menerima kenyataan

Pelaksanaan komunikasi:
·         Menjelaskan penyebab/kemungkinan gangguan yang diderita ibu.
·         Deteksi dini terhadap kelaianan yang berhubungan dengan gangguan reproduksi.
·         Memberikan informasi tempat-tempat pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan cek kesehatan atau rujukan khususnya kesehatan reproduksi.
·         Membantu klien dalam mengambil keputusan.
·         Memberikan support mental.


Saat-saat Sulit dalam Penerapan KIP/K
1.     Diam
Makna “diam” (tidak bersuara) antara lain :
·         Penolakan atau kebingungan klien.
·         Klien dan konselor telah mencapai akhir suatu ide dan semata-mata ragu mengatakan apa selanjutnya.
·         Kebingungan karena kecemasan atau kebencian.
·         Klien mengalami sakit dan tidak siap untuk bicara.
·         Klien mengharapkan sesuatu dari konselor.
·         Klien sedang memikirkan apa yang dikatakan.
·         Klien baru menyadari ucapannya dan merupakan ekspresi emosional sebelumnya.

Hal yang harus dipahami saat klien diam :
·         Klien tidak mau berbicara selama beberapa waktu.
·         Klien merasa cemas atau marah.
·         Bila terjadi di awal pertemuan setelah beberapa saat, konselor bisa mengatakan : “saya mengerti hal ini sulit untuk dibicarakan, biasanya pada pertemuan pertama klien-klien saya juga merasa begitu. Apakah ibu merasa cemas?”
·         Bila klien diam karena marah konselor dapat berkata : “bagaimana perasaan ibu sekarang?”, diikuti hening beberapa saat, pandang klien dan perlihatkan sikap tubuh yang menunjukkan perhatian.
·         Bila diam di tengah pertemuan konselor harus memperhatikan konteks pembicaraan dan menilai mengapa hal ini terjadi. Lebih baik menunggu beberapa saat, beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan perasaan atau pikirannya, meskipun tidak nyaman.
·         Bila klien diam karena berfikir tidak perlu berusaha memecah kesunyian atau menunjukkan sikap tidak menerima.

2.     Klien Menangis
Tenangkan klien dengan menyentuh badan (menepuk-nepuk bahu atau memegang tangan klien) secara hati-hati.

3.     Konselor meyakini bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah klien
·         Biasa terjadi jika konselor tidak dapat memecahkan atau membantu menyelesaikan masalah seperti harapan klien.
·         Misalnya pada kasus remaja putri yang ingin aborsi.
·         Konselor dapat mengatakan pada klien bahwa dia akan selalu menyediakan waktu untuk klien menghadapi saat-saat sulit meskipun konselor tidak dapat mengubah keadaan.



4.     Konselor melakukan kesalahan
Hal terpenting untuk menciptakan hubungan baik adalah jujur. Mengakui bahwa konselor salah dan minta maaf adalah cara untuk menghargai klien.

5.     Konselor tidak tahu jawaban dari pertanyaan klien
Konselor dapat mengatakan bahwa ia tidak dapat menjawab pertanyaan klien, tetapi akan berusaha mencari informasi tersebut untuk klien.

6.     Klien menolak bantuan konselor
Ditunjukkan dengan klien enggan bicara. Tekankan hal positif, paling tidak klien telah datang dan berkenalan dengan konselor, mungkin klien mau mempertimbangkan kembali. Sarankan untuk melakukan pertemuan lanjutan.

7.     Klien merasa tidak nyaman dengan jenis kelamin konselor
Konselor sebaiknya mengatasi dengan mengatakan : “ orang kadang awalnya merasa lebih nyaman berbicara dengan seseorang yang sama jenis kelaminnya, menurut pengalaman saya semakin lama hal itu semakin tidak penting apabila kita semakin mengenal. Bagaimana kalau kita coba lanjutkan dan lihat bagaimana nantinya.”. biasanya klien menerima, dan masalah ini hilang dengan sendirinya bila konselor bersikap penuh perhatian, menghargai klien dan tidak menilai klien.

8.     Waktu yang dimiliki konselor terbatas.
Konselor memberikan informasi beberapa saat sebelum pertemuan, meminta maaf, menjelaskan sebab keterbatasan waktunya, dan menunjukkan konselor berharap bertemu klien pada pertemuan selanjutnya.

9.     Konselor tidak menciptakan hubungan yang baik
Konselor meminta pendapat kepada teman sesame petugas klinik untuk mengamati pertemuan dan melihat dimana letak kesulitannya, apakah ada sikap klien yang membuat konselor merasa ditolak klien.
10.Klien dan konselor sudah saling mengenal
Konselor melayani seperti pada umumnya, tekankan bahwa kerahasiaan akan tetap terjaga, jelaskan bahwa konselor akan bersikap sedikit berbeda dengan sikap diluar konseling terhadap klien sebagai temannya.

11.Klien berbicara terus dan yg dibicarakan tidak sesuai topik
Potong pembicaraannya setelah beberapa saat bila klien terus menerus mengulang pembicaraannya.

12.Klien bertanya tentang hal-hal pribadi konselor
Nyatakan pada klien bahwa cerita konselor tentang dirinya tidak akan membantu klien, oleh karena itu lebih baik tidak bercerita.

13.Konselor merasa dipermalukan dengan suatu topik pembicaraan.
Sebaiknya jujur kepada klien, terutama bila konselor bereaksi secara emosional pada klien, karena klien akan mengamati hal itu.


14.Keadaan kritis
Komunikasikan dengan tegas tapi sopan keadaan darurat kepada keluarga. Berikan penjelasan dengan singkat tapi jelas langkah-langkah yang harus dilakukan bersama untuk mengatasi keadaan.

Kesulitan Saat Konseling
Beberapa kesulitan tersembunyi yang disadari oleh konselor, terutama konselor pemula. Antara lain :
1.      Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini
2.      Lebih banyak mengajar daripada membina hubungan
3.      Penerimaan yang berlebihan
4.      Menampilkan masalah konseling pada orang yang tidak berpengalaman.
5.      Kecenderungan untuk menampilkan kepribadian konseling.
6.      Merenungkan setelah sesi yang sulit.

Upaya untuk mengatasi kesulitan:
1.      Tiap individu memahami dirinya, dengan memahami diri sendiri maka akan bisa mengatasi kesulitan-kesulitan bidan sendiri.
2.      Untuk memperlancar komunikasi siapkan materi, bahan, alat untuk mempermudah penerimaan klien.
3.      Menguasai ilmu komunikasi, sehingga dapat melakukan konseling pada semua klien dengan bermacam karakter dan keterbatasan mereka.
4.      Meletakkan kearifan sebagai dasar kepribadian konselor aktif.
Kearifan merupakan satu perangkat cirri kognitif dan afektif tertentu yg secara langsung pada ketrampilan dan pemahaman hidup. Karakteristiknya meliputi :
a)     Aspek afektif dan kesadaran meliputi empati, kepedulian, pengenalan rasa, deotomatisasi (menolak kecenderungan kebiasaan, perilaku dan pola berfikir otomatik, menekankan kesadaran tindakan dan pilihan yang bertanggungjawab).
b)     Aspek kognitif meliputi penalaran dialetik (mengenal konteks, situasi, berorientasi pada perubahan yang bermanfaat.



Strategi Membantu Klien Dalam Pengambilan Keputusan

Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi klien untuk menyelesaikan masalah kegawatdaruratan terutama yang berhubungan dengan kebidanan. Dalam konseling pengambilan keputusan mutlak diambil oleh klien, bidan hanya membantu agar keputusan yang diambil klien tepat.
Empat strategi membantu klien dalam mengambil keputusan :
1.      Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya. Beri kesempatan klien untuk melihat lagi beberapa alternative pilihannya, agar tidak menyesal atau kecewa terhadap pilihannya.
2.      Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan, dengan melihat kembali keuntungan atau konsekuensi positif dan kerugiannya atau konsekuensi negatif.
3.      Membantu klien mengevaluasi pilihan. Setelah klien menetapkan pilihan, bantu klien mencermati pilihannya.
4.      Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk menyelesaikan masalahnya.
Pengambilan keputusan yang baik harus mempertimbangkan :
·         Kondisi
·         Kehendak
·         Konsekuensinya

Langkah dalam pengambilan keputusan yang baik :
1.      Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien.
2.      Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan.
3.      Untuk setiap pilihan, buatlah daftar konsekuensinya (POSITIF dan NEGATIF).

Hal-hal yang perlu ditekankan kepada klien dalam pengambilan keputusan.
1.      Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan masa nifas. Pengambilan keputusan dibuat setelah klien diberi informasi secukupnya untuk menimbang pilihan sesuai dengan situasinya.
2.      Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran yang sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan pribadi dan situasi.
3.      Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.
4.      Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah konselor memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien dan kebutuhannya.
Faktor Yang Mempengaruhi
1.      Fisik
Pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan fisik (tidak berat dan tidak memforsir tenaga). Menghindari tingkah laku yg menimbulkan ketidaksenangan dan memilih tingkah laku yg menimbulkan kesenangan.
2.      Emosional
Biasa terjadi pada kaum perempuan.
Sikap subjektivitas akan mempengaruhi keputusan yang diambil.
3.      Rasional
Biasa didasarkan pada pengetahuan (orang terpelajar dan intelektual).
Orang mendapat informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.      Praktikal
Didasarkan kepada keterampilan individu dan kemampuan melaksanakannya (untuk menilai potensi diri dan kepercayaan diri)
.
5.      Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan social.
Hubungan antara satu orang dan orang lain mempengaruhi tindakan individu.
6.      Struktural
Didasarkan pada lingkup social, ekonomi dan politik.
Lingkungan bisa mendukung maupun mengkritik.

Tipe Pengambilan Keputusan (Saraswati I, Tarigan L.H, 2002)
1.      Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena ketidaksanggupan atau merasa tidak sanggup.
2.      Pengambilan keputusan intuitif, sifatnya segera, langsung diputuskan, karena keputusan tersebut dirasakan paling tepat.
3.      Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena segera dilaksanakan.
4.      Pengambilan keputusan yang reaktif. Sering kali dilakukan dalam situasi marah dan tergesa-gesa.
5.      Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang bertanggung jawab.
6.      Pengambilan keputusan secara berhati-hati, dipikirkan baik-baik, mempertimbangkan berbagai pilihan.

Pemberian Informasi Efektif
Pemberian informasi efektif bila:
1.      Informasi yg diberikan spesifik, dapat membantu klien dalam mengambil keputusan.
2.      Informasi disesuaikan dengan situasi klien, dan mudah dimengerti.
3.      Diberikan dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a)     Singkat dan tepat (pilih hal-hal penting yg perlu diingat klien)
b)     Menggunakan bahasa sederhana
c)      Gunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskan.
d)     Beri kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang hal-hal penting



DAFTAR PUSTAKA

Tyastuti S, dkk. 2008. Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya