Sabtu, 07 Mei 2011

FLOUR ALBUS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)



A.    Flour Albus
Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah. Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolini.
Fluor Albus bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dan merupakan gejala yang paling sering kita jumpai dalam ginekologi.
Yang dinamakan fluor albus adalah cairan yang keluar dari vagina yang bersifat berlebihan dan bukan merupakan darah. Secara normal selalu seorang wanita mengeluarkan cairan dari alat kemaluannya yang bersal dari:
·         Transudat dinding vagiana
·         Lendir cervix
·         Lendir kelenjar – kelenjar Bartholini dan Skene.

Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal. Pada perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret ini non-irritan, tidak mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3, 5-4, 5.
Flora normal vagina meliputi Corinebacterium, Bacteroides, Peptostreptococcus, Gardnerella, Mobiluncuc, Mycoplasma dan Candida spp. Lingkungan dengan pH asam memberikan fungsi perlindungan yang dihasilkan oleh lactobacilli. Mungkin leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita ginekologik, adanya gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya. Dapat dibedakan antara leukorea yang fisiologik dan yang patologik. Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang sedang pada leukorea patologik terdapat banyak leukosit.
Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan leukorea patologik; pada adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul. Selanjutnya leukorea ditemukan pada neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital.

EPIDEMIOLOGI
Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital. Proporsi perempuan yang mengalami flour albus bervariasi antara 1 -15% dan hampir seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur. Seringkali fluor albus merupakan indikasi suatu vaginitis, lebih jarang merupakan indikasi dari servisitis tetapi kadang kedua-duanya muncul bersamaan.
Infeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah Trikomoniasis, Vaginosis bacterial, dan Kandidiasis. Sering penyebab noninfeksi dari vaginitis meliputi atrofi vagina, alergi atau iritasi bahan kimia. Servisitis sendiri disebabkan oleh Gonore dan Klamidia. Prevalensi dan penyebab vaginitis masih belum pasti karena sering didiagnosis dan diobati sendiri. Selain itu vaginitis seringkali asimptomatis dan dapat disebabkan lebih dari satu penyebab.

ETIOLOGI
Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina.
Fluor albus fisiologik ditemukan pada:
a.       Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b.      Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Leukore disini hilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.
c.       Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
d.      Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.
e.       Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri.

Sedang fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh:
1.      Infeksi :
·         Bakteri : Gardanerrella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoae, dan Gonococcus.
·         Jamur : Candida albicans
·         Protozoa : Trichomonas vaginalis
·         Virus : Virus Herpes dan human papilloma virus
2.      Iritasi :
·         Sperma, pelicin, kondom
·         Sabun cuci dan pelembut pakaian
·         Deodorant dan sabun
·         Cairan antiseptic untuk mandi.
·         Pembersih vagina.
·         Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat.
·         Kertas tisu toilet yang berwarna.
3.      Tumor atau jaringan abnormal lain.
4.      Fistula
5.      Benda asing
6.      Radiasi
7.      Penyebab lain:
·         Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik
·         Tidak dikatehui : “ Desquamative inflammatory vaginitis”

PATOGENESIS
Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan penderita sebagai suatu infeksi, khususnya disebabkan oleh jamur. Beberapa perempuan pun mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB.
Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil metabolit lain. Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap bakteri pathogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain.
Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida sp. terutama C. albicans. Infeksi Candida terjadi karena perubahan kondisi vagina. Sel ragi akan berkompetisi dengan flora normal sehingga terjadi kandidiasis.
Hal-hal yang mempermudah pertumbuhan ragi adalah penggunaan antibiotik yang berspektrum luas, penggunaan kontrasepsi, kadar estrogen yang tinggi, kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol, pemakaian pakaian ketat, pasangan seksual baru dan frekuensi seksual yang tinggi. Perubahan lingkungan vagina seperti peningkatan produksi glikogen saat kehamilan atau peningkatan hormon esterogen dan progesterone karena kontrasepsi oral menyebabkan perlekatan Candida albicans pada sel epitel vagina dan merupakan media bagi prtumbuhan jamur.
Candida albicans berkembang dengan baik pada lingkungan pH 5-6,5. Perubahan ini bisa asimtomatis atau sampai sampai menimbulkan gejala infeksi. Penggunaan obat immunosupresan juga menajdi faktor predisposisi kandidiasis vaginalis.
Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan peningkatan pH vagina dan kadar glikogen sehingga berpotensi bagi pertumbuhan dan virulensi dari Trichomonas vaginalis.
Vaginitis sering disebabkan karena flora normal vagina berubah karena pengaruh bakteri patogen atau adanya perubahan dari lingkungan vagina sehingga bakteri patogen itu mengalami proliferasi. Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat merubah lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri patogen.
Pada vaginosis bacterial, diyakini bahwa faktor-faktor itu dapat menurunkan jumlah hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh Lactobacillus acidophilus sehingga terjadi perubahan pH dan memacu pertumbuhan Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis dan Mobiluncus yang normalnya dapat dihambat.
Organisme ini menghasilkan produk metabolit misalnya amin, yang menaikkan pH vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga merupakan penyebab timbulnya bau pada flour albus pada vaginosis bacterial. Flour albus mungkin juga didapati pada perempuan yang menderita tuberculosis, anemia, menstruasi, infestasi cacing yang berulang, juga pada perempuan dengan keadaan umum yang jelek , higiene yang buruk dan pada perempuan yang sering menggunakan pembersih vagina, disinfektan yang kuat.

GEJALA KLINIS
Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina meerupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala fluor albus:
·         Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.
·         Sekret vagina yang bertambah banyak
·         Rasa panas saat kencing
·         Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal.
·         Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan:
·         Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan biokimia dan urinalisis.
·         Kultur urin untuk menyingkirkan infeksi bakteri pada traktus urinarius
·         Sitologi vagina
·         Kultur sekret vagina
·         Radiologi untuk memeriksa uterus dan pelvis
·         Ultrasonografi (USG) abdomen
·         Vaginoskopi
·         Sitologi dan biopsy jaringan abnormal
·         Tes serologis untuk Brucellosis dan herpes
·         Pemeriksaan PH vagina.
·         Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10 %.
·         Pulasan dengan pewarnaan gram.
·         Pap smear.
·         Biopsi.
·         Test biru metilen.

DIAGNOSIS
Diagnosis fluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang.
·        Anamnesis
Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB kontak seksual, perilaku, jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi, penyakit yang diderita, penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan lain.
·         Pemeriksaan Fisik dan Genital
Inspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus. Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna. Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan serviks, pemeriksaan bimanual pelvis, palpasi kelenjar getah bening dan femoral.
·         Laboratorium
Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH dan pH diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9% diatas objek glass dan sampel kedua di larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop. Trichoma vaginalis atau clue cells (sel epitel dengan batas yang gelap oleh bakteri kecil), biasanya mudah diindentifikasi pada preparat saline yang mana merupakan karakteristik dari vaginosis bakteri. WBC yang meningkat tanpa trikomonas atau ragi biasanya mengarahkan terjadinya cervisitis. Sel ragi atau pseudohyphae dari candida lebih mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun kultur T. vaginalis lebih sensitive disbanding pemeriksaan mikroskopik.
PENATALAKSANAAN
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus), sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina.
Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan:
1.      Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2.      Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
3.      Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4.      Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang.
5.      Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.
6.      Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
7.      Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
Tujuan pengobatan
1.      Menghilangkan gejala
2.      Memberantas penyebabrnya
3.      Mencegah terjadinya infeksi ulang
4.      Pasangan diikutkan dalam pengobatan
·         Fisiologis: tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk menghilangkan kecemasannya.
·         Patologi: Tergantung penyebabnya

B.     Infeksi Menular Seksual
IMS adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. Hubungan seks ini termasuk hubungan seks lewat liang senggama, lewat mulut (oral) atau lewat dubur (anal).
IMS juga disebut penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun itu hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu ada di alat kelamin. Tanda-tandanya juga ada di alat penglihatan, mulut, saluran pencernaan, hati,otak dan bagian tubuh lainnya.
Perempuan lebih mudah terkena ISR dibanding laki-laki, karena saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. ISR pada perempuan juga sering tidak diketahui karena gejalanya kurang jelas dibandingkan dengan laki-laki. Pada perempuan ISR dapat menyebabkan kehamilan diluar kandungan, kemandulan, kanker leher rahim, kelainan pada janin/bayi, misalnya bayi berat lahir rendah (BBLR), infeksi bawaan sejak lahir, bayi lahir mati dan bayi lahir belum cukup umur. Infeksi saluran reproduksi dapat terjadi sebagai akibat dari:
1.      Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan buang air besar yang kurang sempurna.
2.      Kesehatan umum rendah.
3.      Kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama saat haid.
4.      Perkawinan di usia yang terlalu muda dan berganti-ganti pasangan.
5.      Berhubungan seksual dengan penderita infeksi.
6.      Perlukaan pada saat keguguran, melahirkan maupun perkosaan.
7.      Kegagalan pelayanan kesehatan dalam sterilisasi alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan/ tindakan di sekitar saluran reproduksi.

Diantara ISR, penyakit menular seksual (PMS) merupakan penyakit infeksi yang sering ditemukan dan ditularkan melalui hubungan kelamin. Termasuk dalam kelompok PMS adalah gonorhoe, sifilis, ulkus, mole, kondiloma akuminata, hipers genital dan HIV AIDS. Walaupun PMS dapat disebabkan oleh kuman yang berbeda, namun sering memberikan keluhan dan gejalaa yang sama. Sebagai contoh duh (Cairan nanah) yang keluar dari saluran kencing laki-laki dan atu dari liang senggam perempuan, dan borok pada kelamin, merupakan keluhan sekaligus gejala PMS yang umum dijumpai.
Dari semua PMS, HIV/AIDS merupakan jenis PMS ynang paling berbahaya, karena belum ditemukan pengobatannya dan berakhir dengan kematian bagi penderitanya.
Contohnya HIV/AIDS dan Hepatitis B yang menular lewat hubungan seks, tetapi penyakitnya tidak bisa dilihat dari alat kelaminnya. Artinya, alat kelaminnya masih tampak sehat meskipun orangnya membawa bibit penyakit-penyakit ini.
Beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang PMS / IMS:
1.      IMS dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
2.      Penulran IMS dapat terjadi, walaupun hanya sekali melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan penderita yang kebal terhadap IMS.
3.      Tidak ada seorang pun yang kebal terrhadap IMS
4.      Perempuan lebih muda tertular IMS dari pasangannya di banding sebaliknya, karena bentuk kelamin dan luas permukaannya yang terpapar olehg air mani pasangannya.
5.      Infeksi atau borok pada perempuan sering tersembunyidan tidak mudah terlihat oleh petugas yang kurang terlatih.
6.      ISR meningkatkan resiko penularan IMS/ HIV/AIDS pada perempuan sepuluh kali lebih besar.
7.      Beberapa IMS makin tidak gejala yang berarti pada perempuan tetapi tetap dapat menularkan menularkan penyakit tersebut pada pasangannya.

Bahaya-bahaya dari IMS:
·         IMS membuat sakit-sakitan
·         IMS membuat mandul
·         IMS bisa merusak penglihatan, otak dan hati
·         IMS bisa ditularkan pada bayi
·         IMS bisa menyebabkan mudah tertular HIV
·         IMS tertentu seperti HIV dan Hepatitis B, bisa menyebabkan kematian.
IMS bisa menular melalui hubungan seks yang tidak aman. Yang dimaksudkan tidak aman adalah:
  • Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina atau liang senggama)
  • Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
  • Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)
Tidak benar kalau IMS ditularkan lewat cara-cara berikut:
·         Duduk di samping orang yang terkena IMS
·         Menggunakan WC Umum
·         Bekerja terlalu keras
·         Menggunakan kolam renang umum
·         Memegang gagang pintu
·         Salaman

Cara penularan PMS termasuk HIV/AIDS, dapat melalui:
1.      Hubungan seksual yang tidak terlindung, baik melalui vagina, anus, maupun oral. Cara ini merupan cara paling utama (lebih dari 90%).
2.      Penularan dari ibu ke janin selama kehamilan ( HIV/AIDS, Herpes, sifilis), sesudah bayi lahir.
3.      Melalui tranfusi darah, cairan atau kontak langsung dengan cairan darah ataupun  produk darah.(HIV/AIDS).
Macam-macam penyakit menular seksual:
1.      HIV/AIDS
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuhmanusia. Virus yang masuk kedalam tubuh akan berkembang biak. Virus HIV akan masuk kedalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya. Akibatnya sistem kekebalan tubuh akan lemah dan penderita. Kondisi ini disebut AIDS.
2.      AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena rendahnya daya tahan tubuh. Pada awalnya penderita HIV positif sering menampakan gejala sampai bertahun-yahun (5-10 tahun). Banyak faktor yang mempengaruhi pamnjang pendeknya masa tanpa gejala ini, namun pada masa ini penderita dapatmenularkan penyakitnya pada orang lain. Sekitar 89% penderita HIV akan berkembang menjadi AIDS.

Hal-hal yang diketahui tentang HIV/AIDS:
a.       Sekali virus HIV masuk kedalam tubuh, virus tersebut akan menetap dalam tubuh selamanya.
b.      Virus HIV hidup dalam darah, air mani, cairan vagina, air liur, air mata, dan cairan tubuh lainnya.
c.       Sebagian besar infeksi HIV ditularkan melalui hubungan seksual, disamping melalui jarum suntik dan transfusi darah serta penularan dari ibu pada janinya.
d.      HIV tidak hanya menular pada kaum homoseksual.
e.       Perempuan 5 kali lebih medah tertular HIV/AIDS daripada laki-laki, karena bentuk alat kelamin perempuan lebih luas permukaannyasehingga terpapar oleh cairan mani yang tinggal lebih lama dalam tubuh.

Pencegahan penularan HIVAIDS pada dasarnya sama dengan pencegahan PMS, yaitu:
a.       Setia pada satu pasangan dalam melkukan hubungan seksual
b.      Mempunyai perilaku seksual yang bertanggungdan setia pada pasangan.
c.       Setiap darah transfusi dicek terhadap HIV dan donor darah pada sanak saudara lebih sehat sehat dan aman dibanding donor darah profesional.2.

3.      Gonorchoe (GO)
Penyebabnya adalah bakteri nisseria Gonnoreae denagn masa inkubasi antara 2-10 hari setelah masuk kedalam tubuh.
Gejala dan tanda-tanda pada wanita:
a.       Keputihan kental berwarna kekuningan.
b.      Rasa nyeri di rongga panggul.
c.       Dapat juga tanpa gejal.

Gejala pada laki-laki:
a.       Rasa nyeri pada saat kencing
b.      Keluarnya nanah kuning dan kental
c.       Ujung penis agak merah dan agak bengkak

Komplikasi yang dapat timbul:
a.       Radanng pnggul
b.      Kemandulan
c.       Infeksi mata pada bayi yang baru dilahirkan dan dapat mengakibatkan kebutaan
d.      Rentan terhadp penyakit HIV


4.      Sifilis (raja singa)
Penyebabnya kuman troponema pallidum dengan masa tanpa gejala antara 3-4 minggu bahkan terkadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk dalam tubuh.
Gejala:
a.       Primer: luka pada kemaluan tanpa nyeri
b.      Sekunder: bintil, bercak merah pada tubuh
c.       Kelainan saraf, jantung, pembuluh darah/kulit
Komplikasi:
a.    Jika tidak diobati maka akan menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung.
b.   Bayi dalam kandungan dapat tertular, keguguran atau lahir cacat.
c.    Memudahkan penularan HIV.


5.      Herpes Genitalis
Penebabnya berupa virus herpes kompleks dengan masa inkubasi antara 4-7 hari setelah virus berada dalam tubuh.pada Perempuan sering kali menjadi kanker mulut rahim setelah beberapa tahun kemudian.
Gejala dan tanda infeksi tahap awal:
a.    Bintil-bintil beraiar dan nyeri pada kemaluan
b.    Lika akibat pecahnya bintil-bintil
c.    Dapat muncul lagi sebagai seperti gejala awal karena stress, haid, makan/ minum beralkohol, hubungan seks berlebihan.
Komplikasi:
a.    Rasa nyeri bersal dari saraf
b.    Dapat menular pada bayi dan dapat terlihat pada saat lahir dad bintil-bintil berair.
c.    Infeksi berat abortus
d.   Memudahkan penularan HIV


6.      Tricomoneasis
Penyebabnya semacam protozoa disebut Trichomonas Vaginalis yang ditularkan melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda-tandanya:
a.    Keputihan encer dan berwana kekuning-kuningan, berbusa, dan ber bau busuk.
b.    Vulva agak membengkak, kemerhan, gatal dan berbau.
Komplikasi:
a.    Lecet pada kulit sekitar vulva
b.    Kelahiran prematur
c.    Dapat menularkan HIV


7.      Chancroid
Disebabkan oleh bakteri Haemofillus Ducreyi tang menular karena hubungan seksual.
Gejala dan tanda-tanda
a.       Luka dan  nyeri danpa ada radang yang jelas
b.      Benjolan yang mudah pecah di daerah lipatan paha disertai sakit.
Komplikasi
a.    Luka dan infeksi sehingga mematikan jaringan yang ada di sekirtarnya
b.    Memudahkan penularan HIV


8.      Klamidia
Penyebabnya dalah Chlamidia Trachomatis
Gejala
a.    Keputihan encer berwaran aputih dan kekuningan
b.    Nyeri dironnga pangguul
c.    Perdarahan setelah hubungan seksual
Komplikasi:
a.    Penyakit radang panggul
b.    Kemandulan
c.    Kehamilan di luar kandungan
d.   Infeksi mata berat
e.    Radang paru-paru pada bayi baru lahir
f.     Memudahkan penularan HIV

9.      Kondiloma Akuminata
Penyebabnya dalah virus Han papilloma dengan gejala spesifik timbulnya kutil disekitar kemaluan yang dapat membesara dan dapat menyebabkan kanker mulut rahim.

Tabel IMS
Nama IMS
Gejala Umum
Gejala Khusus
Jenis Tes
Chlamidya (klamidia)

Nyeri saat Kencing
Keluar cairan lendir & bening dari kemaluan, terasa gatal berwarna kuning atau kehijauan dan bau.
Pemeriksaan cairan atau lendir
Raja singa (sifilis)

Bintil-bintil berair seperti cacar disertai timbulnya luka yang terasa nyeri di sekitar kelamin.
Pada stadium lanjut akan nampak kelamin kulit seperti koreng berwarna merah
(luka terbuka)
Tes darah
Kencing Nanah (GO)

Nyeri yang sangat saat kencing
Tampak cairan berupa nanah kental pada kemaluan. Cairan juga bisa keluar dari dubur
Pemeriksaan Nanah
Herpes genital
Badan lemes, nyeri sendi pada daerah terinfeksi, demam
Tampak kelainan kulit yang berbenjol-benjol, bulat atau lonjong kecil sebesar 2-5 mm
Tes darah
Kutil kelamin/Jengger Ayam

Timbul kutil pada daerah terinfeksi
Dalam kasus lanjut, kutil bergerombol seperti jengger ayam di daerah kemaluan dan daerah anus
Pemeriksaan jaringan dan tes darah
Hepatitis
Badan lemes, kurang gairah dan kadang demam
Pada kasus parah, tampak kulit selaput mata berwarna kuning
Tes darah
HIV / AIDS

Virus walaupun sudah ada di dalam darah tidak menunjukkan gejala sama sekali
Penderita yang sudah menunjukkan gejala AIDS, nampak gejala yang sangat kompleks, yang sulit dibedakan dengan penderita kanker stadium lanjut.
Tes darah untuk mendeteksi virus HIV : Elisa dan Western Blood




0 Comments:

Post a Comment



Sabtu, 07 Mei 2011

FLOUR ALBUS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)

Diposting oleh Meysha Puteri Sajidien di 21.30


A.    Flour Albus
Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah. Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolini.
Fluor Albus bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dan merupakan gejala yang paling sering kita jumpai dalam ginekologi.
Yang dinamakan fluor albus adalah cairan yang keluar dari vagina yang bersifat berlebihan dan bukan merupakan darah. Secara normal selalu seorang wanita mengeluarkan cairan dari alat kemaluannya yang bersal dari:
·         Transudat dinding vagiana
·         Lendir cervix
·         Lendir kelenjar – kelenjar Bartholini dan Skene.

Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal. Pada perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret ini non-irritan, tidak mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3, 5-4, 5.
Flora normal vagina meliputi Corinebacterium, Bacteroides, Peptostreptococcus, Gardnerella, Mobiluncuc, Mycoplasma dan Candida spp. Lingkungan dengan pH asam memberikan fungsi perlindungan yang dihasilkan oleh lactobacilli. Mungkin leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita ginekologik, adanya gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya. Dapat dibedakan antara leukorea yang fisiologik dan yang patologik. Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang sedang pada leukorea patologik terdapat banyak leukosit.
Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan leukorea patologik; pada adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul. Selanjutnya leukorea ditemukan pada neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital.

EPIDEMIOLOGI
Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital. Proporsi perempuan yang mengalami flour albus bervariasi antara 1 -15% dan hampir seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur. Seringkali fluor albus merupakan indikasi suatu vaginitis, lebih jarang merupakan indikasi dari servisitis tetapi kadang kedua-duanya muncul bersamaan.
Infeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah Trikomoniasis, Vaginosis bacterial, dan Kandidiasis. Sering penyebab noninfeksi dari vaginitis meliputi atrofi vagina, alergi atau iritasi bahan kimia. Servisitis sendiri disebabkan oleh Gonore dan Klamidia. Prevalensi dan penyebab vaginitis masih belum pasti karena sering didiagnosis dan diobati sendiri. Selain itu vaginitis seringkali asimptomatis dan dapat disebabkan lebih dari satu penyebab.

ETIOLOGI
Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina.
Fluor albus fisiologik ditemukan pada:
a.       Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b.      Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Leukore disini hilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.
c.       Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
d.      Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.
e.       Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri.

Sedang fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh:
1.      Infeksi :
·         Bakteri : Gardanerrella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoae, dan Gonococcus.
·         Jamur : Candida albicans
·         Protozoa : Trichomonas vaginalis
·         Virus : Virus Herpes dan human papilloma virus
2.      Iritasi :
·         Sperma, pelicin, kondom
·         Sabun cuci dan pelembut pakaian
·         Deodorant dan sabun
·         Cairan antiseptic untuk mandi.
·         Pembersih vagina.
·         Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat.
·         Kertas tisu toilet yang berwarna.
3.      Tumor atau jaringan abnormal lain.
4.      Fistula
5.      Benda asing
6.      Radiasi
7.      Penyebab lain:
·         Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik
·         Tidak dikatehui : “ Desquamative inflammatory vaginitis”

PATOGENESIS
Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan penderita sebagai suatu infeksi, khususnya disebabkan oleh jamur. Beberapa perempuan pun mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB.
Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil metabolit lain. Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap bakteri pathogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain.
Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida sp. terutama C. albicans. Infeksi Candida terjadi karena perubahan kondisi vagina. Sel ragi akan berkompetisi dengan flora normal sehingga terjadi kandidiasis.
Hal-hal yang mempermudah pertumbuhan ragi adalah penggunaan antibiotik yang berspektrum luas, penggunaan kontrasepsi, kadar estrogen yang tinggi, kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol, pemakaian pakaian ketat, pasangan seksual baru dan frekuensi seksual yang tinggi. Perubahan lingkungan vagina seperti peningkatan produksi glikogen saat kehamilan atau peningkatan hormon esterogen dan progesterone karena kontrasepsi oral menyebabkan perlekatan Candida albicans pada sel epitel vagina dan merupakan media bagi prtumbuhan jamur.
Candida albicans berkembang dengan baik pada lingkungan pH 5-6,5. Perubahan ini bisa asimtomatis atau sampai sampai menimbulkan gejala infeksi. Penggunaan obat immunosupresan juga menajdi faktor predisposisi kandidiasis vaginalis.
Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan peningkatan pH vagina dan kadar glikogen sehingga berpotensi bagi pertumbuhan dan virulensi dari Trichomonas vaginalis.
Vaginitis sering disebabkan karena flora normal vagina berubah karena pengaruh bakteri patogen atau adanya perubahan dari lingkungan vagina sehingga bakteri patogen itu mengalami proliferasi. Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat merubah lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri patogen.
Pada vaginosis bacterial, diyakini bahwa faktor-faktor itu dapat menurunkan jumlah hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh Lactobacillus acidophilus sehingga terjadi perubahan pH dan memacu pertumbuhan Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis dan Mobiluncus yang normalnya dapat dihambat.
Organisme ini menghasilkan produk metabolit misalnya amin, yang menaikkan pH vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga merupakan penyebab timbulnya bau pada flour albus pada vaginosis bacterial. Flour albus mungkin juga didapati pada perempuan yang menderita tuberculosis, anemia, menstruasi, infestasi cacing yang berulang, juga pada perempuan dengan keadaan umum yang jelek , higiene yang buruk dan pada perempuan yang sering menggunakan pembersih vagina, disinfektan yang kuat.

GEJALA KLINIS
Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina meerupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala fluor albus:
·         Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.
·         Sekret vagina yang bertambah banyak
·         Rasa panas saat kencing
·         Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal.
·         Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan:
·         Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan biokimia dan urinalisis.
·         Kultur urin untuk menyingkirkan infeksi bakteri pada traktus urinarius
·         Sitologi vagina
·         Kultur sekret vagina
·         Radiologi untuk memeriksa uterus dan pelvis
·         Ultrasonografi (USG) abdomen
·         Vaginoskopi
·         Sitologi dan biopsy jaringan abnormal
·         Tes serologis untuk Brucellosis dan herpes
·         Pemeriksaan PH vagina.
·         Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10 %.
·         Pulasan dengan pewarnaan gram.
·         Pap smear.
·         Biopsi.
·         Test biru metilen.

DIAGNOSIS
Diagnosis fluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang.
·        Anamnesis
Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB kontak seksual, perilaku, jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi, penyakit yang diderita, penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan lain.
·         Pemeriksaan Fisik dan Genital
Inspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus. Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna. Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan serviks, pemeriksaan bimanual pelvis, palpasi kelenjar getah bening dan femoral.
·         Laboratorium
Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH dan pH diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup spesifik. Cairan juga dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan normal saline 0,9% diatas objek glass dan sampel kedua di larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop. Trichoma vaginalis atau clue cells (sel epitel dengan batas yang gelap oleh bakteri kecil), biasanya mudah diindentifikasi pada preparat saline yang mana merupakan karakteristik dari vaginosis bakteri. WBC yang meningkat tanpa trikomonas atau ragi biasanya mengarahkan terjadinya cervisitis. Sel ragi atau pseudohyphae dari candida lebih mudah didapatkan pada preparat KOH. Namun kultur T. vaginalis lebih sensitive disbanding pemeriksaan mikroskopik.
PENATALAKSANAAN
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (fluor albus), sebaiknya penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang vagina.
Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan:
1.      Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2.      Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
3.      Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4.      Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang.
5.      Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.
6.      Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
7.      Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
Tujuan pengobatan
1.      Menghilangkan gejala
2.      Memberantas penyebabrnya
3.      Mencegah terjadinya infeksi ulang
4.      Pasangan diikutkan dalam pengobatan
·         Fisiologis: tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk menghilangkan kecemasannya.
·         Patologi: Tergantung penyebabnya

B.     Infeksi Menular Seksual
IMS adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. Hubungan seks ini termasuk hubungan seks lewat liang senggama, lewat mulut (oral) atau lewat dubur (anal).
IMS juga disebut penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun itu hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu ada di alat kelamin. Tanda-tandanya juga ada di alat penglihatan, mulut, saluran pencernaan, hati,otak dan bagian tubuh lainnya.
Perempuan lebih mudah terkena ISR dibanding laki-laki, karena saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. ISR pada perempuan juga sering tidak diketahui karena gejalanya kurang jelas dibandingkan dengan laki-laki. Pada perempuan ISR dapat menyebabkan kehamilan diluar kandungan, kemandulan, kanker leher rahim, kelainan pada janin/bayi, misalnya bayi berat lahir rendah (BBLR), infeksi bawaan sejak lahir, bayi lahir mati dan bayi lahir belum cukup umur. Infeksi saluran reproduksi dapat terjadi sebagai akibat dari:
1.      Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan buang air besar yang kurang sempurna.
2.      Kesehatan umum rendah.
3.      Kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama saat haid.
4.      Perkawinan di usia yang terlalu muda dan berganti-ganti pasangan.
5.      Berhubungan seksual dengan penderita infeksi.
6.      Perlukaan pada saat keguguran, melahirkan maupun perkosaan.
7.      Kegagalan pelayanan kesehatan dalam sterilisasi alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan/ tindakan di sekitar saluran reproduksi.

Diantara ISR, penyakit menular seksual (PMS) merupakan penyakit infeksi yang sering ditemukan dan ditularkan melalui hubungan kelamin. Termasuk dalam kelompok PMS adalah gonorhoe, sifilis, ulkus, mole, kondiloma akuminata, hipers genital dan HIV AIDS. Walaupun PMS dapat disebabkan oleh kuman yang berbeda, namun sering memberikan keluhan dan gejalaa yang sama. Sebagai contoh duh (Cairan nanah) yang keluar dari saluran kencing laki-laki dan atu dari liang senggam perempuan, dan borok pada kelamin, merupakan keluhan sekaligus gejala PMS yang umum dijumpai.
Dari semua PMS, HIV/AIDS merupakan jenis PMS ynang paling berbahaya, karena belum ditemukan pengobatannya dan berakhir dengan kematian bagi penderitanya.
Contohnya HIV/AIDS dan Hepatitis B yang menular lewat hubungan seks, tetapi penyakitnya tidak bisa dilihat dari alat kelaminnya. Artinya, alat kelaminnya masih tampak sehat meskipun orangnya membawa bibit penyakit-penyakit ini.
Beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang PMS / IMS:
1.      IMS dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
2.      Penulran IMS dapat terjadi, walaupun hanya sekali melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan penderita yang kebal terhadap IMS.
3.      Tidak ada seorang pun yang kebal terrhadap IMS
4.      Perempuan lebih muda tertular IMS dari pasangannya di banding sebaliknya, karena bentuk kelamin dan luas permukaannya yang terpapar olehg air mani pasangannya.
5.      Infeksi atau borok pada perempuan sering tersembunyidan tidak mudah terlihat oleh petugas yang kurang terlatih.
6.      ISR meningkatkan resiko penularan IMS/ HIV/AIDS pada perempuan sepuluh kali lebih besar.
7.      Beberapa IMS makin tidak gejala yang berarti pada perempuan tetapi tetap dapat menularkan menularkan penyakit tersebut pada pasangannya.

Bahaya-bahaya dari IMS:
·         IMS membuat sakit-sakitan
·         IMS membuat mandul
·         IMS bisa merusak penglihatan, otak dan hati
·         IMS bisa ditularkan pada bayi
·         IMS bisa menyebabkan mudah tertular HIV
·         IMS tertentu seperti HIV dan Hepatitis B, bisa menyebabkan kematian.
IMS bisa menular melalui hubungan seks yang tidak aman. Yang dimaksudkan tidak aman adalah:
  • Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina atau liang senggama)
  • Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
  • Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)
Tidak benar kalau IMS ditularkan lewat cara-cara berikut:
·         Duduk di samping orang yang terkena IMS
·         Menggunakan WC Umum
·         Bekerja terlalu keras
·         Menggunakan kolam renang umum
·         Memegang gagang pintu
·         Salaman

Cara penularan PMS termasuk HIV/AIDS, dapat melalui:
1.      Hubungan seksual yang tidak terlindung, baik melalui vagina, anus, maupun oral. Cara ini merupan cara paling utama (lebih dari 90%).
2.      Penularan dari ibu ke janin selama kehamilan ( HIV/AIDS, Herpes, sifilis), sesudah bayi lahir.
3.      Melalui tranfusi darah, cairan atau kontak langsung dengan cairan darah ataupun  produk darah.(HIV/AIDS).
Macam-macam penyakit menular seksual:
1.      HIV/AIDS
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuhmanusia. Virus yang masuk kedalam tubuh akan berkembang biak. Virus HIV akan masuk kedalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya. Akibatnya sistem kekebalan tubuh akan lemah dan penderita. Kondisi ini disebut AIDS.
2.      AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena rendahnya daya tahan tubuh. Pada awalnya penderita HIV positif sering menampakan gejala sampai bertahun-yahun (5-10 tahun). Banyak faktor yang mempengaruhi pamnjang pendeknya masa tanpa gejala ini, namun pada masa ini penderita dapatmenularkan penyakitnya pada orang lain. Sekitar 89% penderita HIV akan berkembang menjadi AIDS.

Hal-hal yang diketahui tentang HIV/AIDS:
a.       Sekali virus HIV masuk kedalam tubuh, virus tersebut akan menetap dalam tubuh selamanya.
b.      Virus HIV hidup dalam darah, air mani, cairan vagina, air liur, air mata, dan cairan tubuh lainnya.
c.       Sebagian besar infeksi HIV ditularkan melalui hubungan seksual, disamping melalui jarum suntik dan transfusi darah serta penularan dari ibu pada janinya.
d.      HIV tidak hanya menular pada kaum homoseksual.
e.       Perempuan 5 kali lebih medah tertular HIV/AIDS daripada laki-laki, karena bentuk alat kelamin perempuan lebih luas permukaannyasehingga terpapar oleh cairan mani yang tinggal lebih lama dalam tubuh.

Pencegahan penularan HIVAIDS pada dasarnya sama dengan pencegahan PMS, yaitu:
a.       Setia pada satu pasangan dalam melkukan hubungan seksual
b.      Mempunyai perilaku seksual yang bertanggungdan setia pada pasangan.
c.       Setiap darah transfusi dicek terhadap HIV dan donor darah pada sanak saudara lebih sehat sehat dan aman dibanding donor darah profesional.2.

3.      Gonorchoe (GO)
Penyebabnya adalah bakteri nisseria Gonnoreae denagn masa inkubasi antara 2-10 hari setelah masuk kedalam tubuh.
Gejala dan tanda-tanda pada wanita:
a.       Keputihan kental berwarna kekuningan.
b.      Rasa nyeri di rongga panggul.
c.       Dapat juga tanpa gejal.

Gejala pada laki-laki:
a.       Rasa nyeri pada saat kencing
b.      Keluarnya nanah kuning dan kental
c.       Ujung penis agak merah dan agak bengkak

Komplikasi yang dapat timbul:
a.       Radanng pnggul
b.      Kemandulan
c.       Infeksi mata pada bayi yang baru dilahirkan dan dapat mengakibatkan kebutaan
d.      Rentan terhadp penyakit HIV


4.      Sifilis (raja singa)
Penyebabnya kuman troponema pallidum dengan masa tanpa gejala antara 3-4 minggu bahkan terkadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk dalam tubuh.
Gejala:
a.       Primer: luka pada kemaluan tanpa nyeri
b.      Sekunder: bintil, bercak merah pada tubuh
c.       Kelainan saraf, jantung, pembuluh darah/kulit
Komplikasi:
a.    Jika tidak diobati maka akan menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung.
b.   Bayi dalam kandungan dapat tertular, keguguran atau lahir cacat.
c.    Memudahkan penularan HIV.


5.      Herpes Genitalis
Penebabnya berupa virus herpes kompleks dengan masa inkubasi antara 4-7 hari setelah virus berada dalam tubuh.pada Perempuan sering kali menjadi kanker mulut rahim setelah beberapa tahun kemudian.
Gejala dan tanda infeksi tahap awal:
a.    Bintil-bintil beraiar dan nyeri pada kemaluan
b.    Lika akibat pecahnya bintil-bintil
c.    Dapat muncul lagi sebagai seperti gejala awal karena stress, haid, makan/ minum beralkohol, hubungan seks berlebihan.
Komplikasi:
a.    Rasa nyeri bersal dari saraf
b.    Dapat menular pada bayi dan dapat terlihat pada saat lahir dad bintil-bintil berair.
c.    Infeksi berat abortus
d.   Memudahkan penularan HIV


6.      Tricomoneasis
Penyebabnya semacam protozoa disebut Trichomonas Vaginalis yang ditularkan melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda-tandanya:
a.    Keputihan encer dan berwana kekuning-kuningan, berbusa, dan ber bau busuk.
b.    Vulva agak membengkak, kemerhan, gatal dan berbau.
Komplikasi:
a.    Lecet pada kulit sekitar vulva
b.    Kelahiran prematur
c.    Dapat menularkan HIV


7.      Chancroid
Disebabkan oleh bakteri Haemofillus Ducreyi tang menular karena hubungan seksual.
Gejala dan tanda-tanda
a.       Luka dan  nyeri danpa ada radang yang jelas
b.      Benjolan yang mudah pecah di daerah lipatan paha disertai sakit.
Komplikasi
a.    Luka dan infeksi sehingga mematikan jaringan yang ada di sekirtarnya
b.    Memudahkan penularan HIV


8.      Klamidia
Penyebabnya dalah Chlamidia Trachomatis
Gejala
a.    Keputihan encer berwaran aputih dan kekuningan
b.    Nyeri dironnga pangguul
c.    Perdarahan setelah hubungan seksual
Komplikasi:
a.    Penyakit radang panggul
b.    Kemandulan
c.    Kehamilan di luar kandungan
d.   Infeksi mata berat
e.    Radang paru-paru pada bayi baru lahir
f.     Memudahkan penularan HIV

9.      Kondiloma Akuminata
Penyebabnya dalah virus Han papilloma dengan gejala spesifik timbulnya kutil disekitar kemaluan yang dapat membesara dan dapat menyebabkan kanker mulut rahim.

Tabel IMS
Nama IMS
Gejala Umum
Gejala Khusus
Jenis Tes
Chlamidya (klamidia)

Nyeri saat Kencing
Keluar cairan lendir & bening dari kemaluan, terasa gatal berwarna kuning atau kehijauan dan bau.
Pemeriksaan cairan atau lendir
Raja singa (sifilis)

Bintil-bintil berair seperti cacar disertai timbulnya luka yang terasa nyeri di sekitar kelamin.
Pada stadium lanjut akan nampak kelamin kulit seperti koreng berwarna merah
(luka terbuka)
Tes darah
Kencing Nanah (GO)

Nyeri yang sangat saat kencing
Tampak cairan berupa nanah kental pada kemaluan. Cairan juga bisa keluar dari dubur
Pemeriksaan Nanah
Herpes genital
Badan lemes, nyeri sendi pada daerah terinfeksi, demam
Tampak kelainan kulit yang berbenjol-benjol, bulat atau lonjong kecil sebesar 2-5 mm
Tes darah
Kutil kelamin/Jengger Ayam

Timbul kutil pada daerah terinfeksi
Dalam kasus lanjut, kutil bergerombol seperti jengger ayam di daerah kemaluan dan daerah anus
Pemeriksaan jaringan dan tes darah
Hepatitis
Badan lemes, kurang gairah dan kadang demam
Pada kasus parah, tampak kulit selaput mata berwarna kuning
Tes darah
HIV / AIDS

Virus walaupun sudah ada di dalam darah tidak menunjukkan gejala sama sekali
Penderita yang sudah menunjukkan gejala AIDS, nampak gejala yang sangat kompleks, yang sulit dibedakan dengan penderita kanker stadium lanjut.
Tes darah untuk mendeteksi virus HIV : Elisa dan Western Blood




0 komentar on "FLOUR ALBUS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)"

Posting Komentar